(Fllanifers Vs Squaters)
CERPEN
CREATED BY : KARINA PRADITA
Cerpen ini menceritakan tentang antar genk yang
bermusuhan. Tetapi dalam berjalannya waktu mereka menjadi berubah. Jika ingin
mengetahui ceritanya, mari dibaca selengkapnya.. Chekidottt..
Shilla terburu-buru memarkirkan motornya diparkiran yang tak jauh
dari lapangan basket. Terlihat bergerombolan didekat lapangan basket. Ia merasa
terlambat sekitar sepuluh menit dari waktu yang telah disepakati untuk
berkumpul.
“Sori telat! Biasa, macet dijalan,” jelas Shilla
dengan napas terengah. Muka teman-temannya itu pun langsung terlihat lega.
“Yaudah, cepat siap-siap. Pertandingannya bentar
lagi akan dimulai,” ujar Gabriel, teman Shilla yang sering ikut kumpul dengan
teman se -genk-nya Shilla. Shilla dengan santai mengancungkan satu jempol,
“Sip.”
Shilla pun melepas switer coklatnya. Kemudian di
benahinya baju khusus basket bernomor 2 berwarna biru cerah itu.
“Udah siap. Sekarang tinggal menegaskan kembali
strategi yang akan dipakai. Ayo guys, berunding,” Shilla sang kapten basket
membimbing teman se-tim-nya yang beranggota empat orang itu untuk berunding.
“Okey, siap guys?” ujar Shilla dengan semangat.
“Siaaap,” jawab ke-empat temannya itu secara
bersamaan tak kalah semangatnya.
Sesaat kemudian. Untuk saling memberi semangat, ke-5 gadis cantik
itu menumpuk tangan kanannya lalu diangkat keatas secara bersamaan. “Go
Fllanifers. Semangat!” katanya serempak.
Suara pruit dari sang wasit sudah berbunyi. Shilla dan kawan-kawan
memasuki lapangan basket. Lalu mengambil posisi seperti yang sudah direncanakan
sebelumnya.
Pertandingan basket ini bukan pertandingan yang menyangkut
sekolah. Melainkan pertandingan diluar jam sekolah. Pertandingan yang benar-benar
membuat jantung Fllanifers (-geng-Shilla) dan Squaters (-geng-Angel)
dag-dig-dug tak karuan.
Seminggu yang lalu, Squaters menantang Fllanifers untuk bertanding
basket. Bukan sekedar bertanding, tapi pertandingan ini dilengkapi dengan
taruhan. Siapa yang menang, akan mendapatkan uang taruhan itu. Fllanifers pun menyanggupinya karena tak ingin kalah. Ya,
meskipun setengah dari anggota Fllanifers tak jago dalam bermain basket. Tapi
dengan dorongan, kekompakan, dan semangat, mereka berlatih keras. Berharap bisa
memenangkan pertandingan tersebut.
Pertandingan basket yang sudah sedari tadi berlangsung itu sangat
seru. Tegang. Yups, itu yang dirasakan Fllanifers saat ini. Sedangkan Squaters
terlihat santai saat bermain.
Ify, salah satu anggota Fllanifers mendekati daerah lawan.
Kemudian di opernya bola pada Shilla. Kaki dan tangan Shilla dengan lincah
berlari sambil mendrible bola. Lalu melompat, di lemparnya bola ke dalam ring.
Dan MASUK!
Dua point untuk Fllanifers. Para anggota Fllanifers tersenyum
lebar karena senang. Sorak-sorak dari pendukung Fllanifers pun turut meramaikan
lapangan basket itu.
Sementara anggota Squaters terlihat agak kecewa.
Tetapi Squaters tetap semangat dan tak mau kalah, mereka pun membalasnya.
Angel, Zahra, Acha, Zevana serta Riva memasukan bola ke dalam ring dengan
gayanya yang beda.
Hingga skor akhirnya adalah = 20 – 22.
Tim Fllanifers = 20 dan
Tim Squaters = 22.
Pemenangnya sudah jelas yaitu, Squaters. Unggul
dengan dua point. Pertandingan bola basket kali ini pun selesai.
“Arrgh… Sial,” gerutu Agni, anggota Fllanifers
yang berpenampilan agak tomboy. Dengan tenang Dea anggota Fllanifers menepuk
pundak Agni pelan, “Sabar.”
Dengan langkah santai, anggota Squaters mendekati anggota
Fllanifers yang sedang duduk direrumputan hijau dekat lapangan.
“Udah terbuktikan sekarang, siapa yang lebih
jago.” Angel tersenyum mencela. “Kka, mana uang taruhan nya?” kemudian gadis
itu bertanya pada Cakka yang sedang duduk berjejer dengan anggota Fllanifers,
dengan ekspresi datar.
Yups, Cakka, berteman dengan anggota Fllanifers
dan juga cowok yang di percaya untuk memegang uang taruhan mereka semua.
Uangnya akan diberikan pada yang menang setelah pertandingan usai.
“Nih, 550.000 ribu,- coba dihitung lagi. Takut
kurang.” Cakka memberikan uang 5 lembar seratus ribuan dan 1 lembar limapuluh
ribuan.
“Oke. Gak perlu dihitung, gue percaya kok sama
lo Kka. Thanks ya,” jawab Anggel sok kalem. Cakka hanya menganggukan kepala.
“Cabut yuk guys,” ajak Angel sang ketua -geng-
Squaters pada ke-4 teman yang ada di belakangnya itu.
Shilla menarik napas dalam-dalam lalu di hempaskan perlahan, “Huh.
Mungkin sebab kita kalah taruhan kali ini, karena strategi permainan basket
yang gue rencanain masih kurang dan yaa ancur ?” ucap Shilla lirih.
“Hm. Nggak kok Shil, arahan yang lo kasih ke
kita udah bagus. Cuma mungkin kita nya masih kurang semangat mainnya,” Ify
mengelus pundak Shilla.
“Yaa wajarlah mereka menang. Mereka semua kan
memang jago dalam bermain basket. Lihat aja cara bermainnya, udah terbiasa.
Sementara kita? Gak semua jago kan? Ya termasuk gue.” Tambah Dea, lirih diujung
kalimatnya.
“Udahlah guys gak usah dipikirin lagi. Pertandingan
basket yang tadi kan udah lewat. Mending sekarang kita atur rencana buat kasih
tantangan balik ke mereka, dan kita pikirin juga gimana caranya supaya kita
menang. Gimana?” ujar Sivia, maksudnya menenangkan dan memberi usul.
Ify mengangguk-angguk paham sembari tersenyum, “Hm, usul lo bagus
juga Fy. Gue setuju sama usul lo !”. Sementara Shilla dan yang lain hanya
mengangguk, tanda setuju.
“Besok kita atur gimana rencananya. Sekarang
kita balik yok, udah sore nih.” lanjut Sivia, dengan gaya santai khas nya.
Shilla menjawab, “Sip. Yok balik,”
***
Keesokan harinya. Halaman SMA Harapan Bangsa terlihat sudah sepi
karena bel masuk sudah berkumandang sedari tadi. Pak Stev berjalan dikoridor
sekolah bersama seorang cowok yang lebih muda darinya, menuju kelas XI Ipa 1
–kelas Shilla dan anggota Fllanifers lainnya-.
“Pagi semua,” sapa Pak Stev ramah pada
siswa-siswi nya.
“Pagi Pak,” jawab siswa-siswi dengan kompak.
“Hari ini, kita kedatangan siswa baru. Silahkan
nak, perkenalkan dirimu,” ucap Pak Stev dengan tegas, kemudian mempersilahkan
siswa baru itu memperkenalkan dirinya.
Shilla menatap siswa baru itu dengan teliti sembari senyum-senyum
sendiri. ‘Duh, keren juga ya tuh cowok,’ katanya dalam hati.
Bukan hanya Shilla, tetapi hampir seluruh siswi yang ada dikelas itu dibuat
terpesona oleh si siswa baru itu.
“Hallo, perkenalkan nama saya Rio Stevaditya.
Kalian bisa sapa saya Rio. Saya pindahan dari Charykaw High School yang ada di
kota Brisbane Australia. Semoga kalian semua dapat menerima saya disini. Terima
kasih.” pemuda berkulit sawo matang itu memperkenalkan dirinya dengan santai.
Mata nya melirik kearah Shilla yang duduk dibarisan tengah bangku ketiga.
“ Rio kamu duduk dibangku yang kosong itu ya,
disebelahnya Alvin,” Pak Stev menunjuk bangku kosong yang ada tepat disamping
cowok berkulit putih yang bernama Alvin dan disebelah Shilla. Rio hanya mengangguk-angguk
paham lalu berjalan menuju bangku kosong itu sembari tersenyum kearah Shilla.
Tak segan, Shilla membalas senyuman manis itu dengan senyum khasnya.
Pelajaran Pak Stev pun dimulai. Pak Stev mulai menerangkan
beberapa rumus matematika. Setelah itu memberikan tugas untuk dikerjakan. Tak
tanggung-tanggung Pak Stev memberikan sebanyak 15 soal esay.
“Haduuh botak-botak deh gue ngeliatin tuh rumus.
Pusing banget! Yang ada bukan nya nambah pinter, tambah bego deh gue. Udah gak
ngerti dikasih soal bejibun lagi, hedeeh gimana cara mengerjakannya kalo
seperti ini?” gerutu Gabriel pusing, sembari memegang kepala dengan kedua
tangannya.
Tak lama, bel pun berbunyi. Syukurlah, Gabriel dan siswa-siswi
lainnya terselamatkan dari jeratan soal matematika yang membuat rambut rontok
sangking rumitnya.
“Tugasnya yang belum, dikumpulkan minggu depan
ya.” ucap Pak Stev sebelum keluar kelas. “Baik Pak,” ujar murid kompak.
“Yes. Istirahat. Akhirnya bebas juga dari nih
soal. Ah gampang sisa nya yang belum tinggal nyontek aja,” ucap Gabriel dengan
riang. Di tutupnya buku tugas matematika, lalu berjalan menuju kantin. Disusul
dengan Shilla dan teman-temannya.
***
Shilla, Agni, Ify, Sivia, Dea, Gabriel, dan Cakka duduk dimeja
kantin yang cukup jauh jaraknya dengan anggota Squaters duduk. Tepat didepan
Shilla, terdapat sebuah brosur berwarna-warni. Di ambilnya brosur itu lalu di
bacanya perlahan. Diatas brosur itu tertulis “LOMBA BAND! @Kelapa Gading Mall”.
“Hey lihat nih! Gue jadi punya ide! Gimana
kalau kita tantang mereka (Geng Squaters) ikutan lomba band ini aja? Siapa yang
jadi juara, itu yang menang taruhan? Setuju?” ujar Shilla tiba-tiba, dilanjut
meminum jus melon.
“Wah ide lo bagus juga Shil, gue sih setuju
banget,” jawab Agni sembari memakan snak. “Iya bener tuh, gue juga setuju,”
tambah Sivia. “Sama deh, gue juga setuju!” lanjut Dea.
“Pulang sekolah kita datangi anggota Squaters
itu, kita tantang mereka taruhan lagi. Oke?” tambah Ify.
Shilla mengacungkan jempol nya, “Sip. Eh bay the
way, si Rio anak baru itu cakep juga ya, hehe” lanjutnya
sembari senyum-senyum selayaknya gadis yang sedang merasakan falling in love.
“Masih cakepan gue kali, Shil” jawab Cakka
seraya memegang kerah baju seragamnya.
“Haha, pede sekalle~” Shilla memeletkan lidahnya
kearah Cakka. Cakka hanya memanyunkan mulutnya beberapa inci.
“Ecie, kaya nya ada yang lagi jatuh cintrong
nih,” Ify memainkan kedua alisnya keatas-kebawah dilengkapi senyum menggoda
kearah Shilla.
“Ih apaan sih lo Fy,” wajah Shilla mulai memerah
menahan malu.
“Hahaha, muka lo merah tuh Shil,” tambah Gabriel
yang semakin membuat Shilla semakin malu.
***
Dilain tempat. Angel, Zahra, Acha, Zevana, dan Riva –Anggota
Squarters- berjalan dikantin menghampiri seorang cowok yang sedang minum
lemontea dan memakan ciki chitato dibangku paling ujung. “Hey,” sapa Anggota
Squaters pada cowok itu dengan kompak.
Cowok berjaket hitam itu menoleh. “Hay,”
balasnya kalem.
“Kak Rio, gue sama temen-temen gue duduk disini
bareng lo gapapa kan?” tanya Acha pada cowok yang bernama Rio itu. Rio hanya
mengangguk pelan.
“Kenalin gue Zahra, teman se-geng-nya Acha.”
Zahra langsung menyodorkan tangannya pada Rio. Rio pun menjabat tangan Zahra,
“Gue Rio.”
“Gue Angel, ketua geng Squaters. Salam kenal ya
Yo,” Angel pun menjabat tangan Rio. “Iya, salam kenal juga,” katanya singkat.
“Gue Zevana,”.
“Rio,”
“Dan gue Riva,”
“Gue Rio.”
Ternyata, Rio Stevaditya itu adalah kakak dari Acha Raissa, salah
satu anggota Squaters. Rio berpindah sekolah karena ia sudah bosan sekolah di
Australia. Lagipula ia sangat rindu dengan Acha adiknya, dan rindu dengan
suasana Jakarta Indonesia, tempat tanah kelahirannya.
Mereka mengobrol banyak tentang geng mereka. Dan mereka juga sudah
menceritakan tentang Fllanifers -geng Shilla-. Mereka bilang Fllanifers adalah
musuhnya, mereka juga menjelek-jelekan serta memfitnah, anggota Fllanifers,
sampai-sampai Rio menjadi tak suka.
“Gak nyangka. Perilakunya gak seperti wajah
cantiknya.“ geram Rio. Angel dan teman-teman se-geng-nya hanya tersenyum licik.
***
Bel tanda pulang telah berbunyi. Semua siswa-siswi berbondong
keluar dari kelasnya masing-masing. Sesuai rencana, sepulang sekolah anggota
–geng- Fllanifers akan mendatangi anggota –geng- Squaters untuk menantang
mengikuti lomba band.
“Hey tunggu!” cegah anggota Fllanifers pada ke-lima anggota Squaters yang sedang
berjalan menuju parkiran.
“Ck. Mau ngapain sih kalian? Masih berani sama
kita? Duh-duh-duh, belum puas ya kalahnya?” ejek Zevana, sinis.
“Heh. Kita kesini cuma mau ngajak kalian taruhan
lagi. Kita tantang kalian lomba band. Waktunya besok lusa jam setengah tiga di
Kelapa Gading Mall Jakarta Utara. Kalau kalian gak dateng, berarti kalian semua
PENGECUT! Ingat itu. Kita tunggu kalian disana.” bantah Shilla to the point,
“Cabut,” lanjutnya. Fllanifers pun pergi menuju parkiran sekolah.
***
Waktu yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Angin pada siang itu
menerpa pepohonan dan air laut yang sedang bergelombang. Tepat pukul 14.20 wib
anggota Fllanifers sudah berada di Kelapa gading. Mereka juga telah menyiapkan
alat musik yang akan di mainkan diatas panggung. Kini mereka tengah duduk
dibelakang panggung menunggu geng Squaters datang.
“Ckck. Mana sih tuh sih Squaters? Kok dari tadi
gak keliatan. Nyasar kali ya tuh orang? Apa mungkin mereka gak pada dateng?
Heuh,” dengus Ify kesal.
“Kita datang kok. Squaters kan BUKAN PENGECUT!”
jawab Acha tiba-tiba sembari menekan kata ‘ bukan pengecut’. Ia datang ditemani
dengan anggota Squaters lainnya dengan memakai kaos warna merah bata yang bermotif
sama, rok selutut berwarna hitam, dan memakai sepatu warna putih.
***
Angin sore sudah terasa sedari tadi. Tak terasa, waktu begitu
cepat bergulir. Fllanifers dan Squaters pun telah selesai beraksi diatas
panggung yang cukup megah dan bagus itu. Sekarang tinggal menunggu pengumuman
pemenangnya.
“Gue yakin, kalian bakal kalah taruhan lagi kali
ini,” ucap Riva anggota –geng- Squaters dengan sinisnya.
“Huu, soktau lo, lihat saja nanti.” jawab Ify
santai.
“Oke. Sekarang saya akan mengumumkan
pemenangnya. Sudah siap semua? Mana nih penonton tepuk tangannya?” ujar sang
pembawa acara dengan semangat. Penonton langsung memberikan tepukan yang cukup
meriah.
“Langsung saja, pemenang lomba band tahun 2012
ini, dimenangkan oleh….. FLLANIFERS BAND. Pemenang silahkan maju keatas
panggung. Beri tepuk tangan yang meriah,” sorak serta tepukan tangan dari
penonton meramaian suasana sore itu.
Mereka, anggota Fllanifers, dengan senang dan bangganya maju
keatas panggung. Juri pun memberikan bingkisan serta piala kepada Fllanifers.
Di angkatnya piala itu oleh Shilla –Ketua Geng Fllanifers- lalu di arahkan nya
piala itu pada Angel dan teman-temannya sembari menebar senyum kemenangan.
Cakka dan Gabriel menghampiri Fllanifers setelah
turun dari panggung. “Selamat ya, kalian emang the best!” ucap Cakka dan
Gabriel kompak seraya tersenyum.
“Beneran gak sia-sia kita latihan band tiap hari
kalo hasilnya kayak gini. Aaaa gue seneng bangett. Thanks ya Fllanifers, Cakka,
Gabriel,” Tak segan, Shilla langsung memeluk teman-temannya. Sementara Angel
dan teman lainnya memutuskan untuk pergi dari tempat itu.
“Arrgh. Gue gak bisa diem aja kayak ini. Gue
harus membalasnya, ya. HARUS! Lihat aja nanti,” gerutu Angel saat didalam
mobil.
***
2 minggu kemudian. Malam ini menjadi malam yang spektakuler,
karena di SMA Harapan Bangsa tengah merayakan pesta ulang tahun. Seperti tahun
sebelumnya acara ulang tahun SMA Harapan Bangsa diadakan malam hari.
Panggung yang ada dihalaman sekolah cukup mewah. Dengan
renda-renda berwarna putih dan kuning emas menghiasi panggung. Tak lupa, lampu
yang berkelap-kelip seperti lampu disco pun melengkapi panggung nan megah itu.
Secara keseluruhan, panggung itu terlihat perfect.
Guru-guru serta siswa-siswi telah duduk ditempat yang sudah
disiapkan tepat didepan panggung, ada juga yang sedang berdiri bergerombolan
sembari memegang minuman.
Sementara siswa-siswi yang aktif menjadi osis sibuk dibelakang
panggung untuk mempersiapkan acaranya. Termasuk anggota Fllanifers dan anggota
Squaters yang sibuk berlatih dance.
“Guys, gue ke kamar mandi dulu ya,” ujar Shilla
terburu-buru. “Mau dianterin gak Shil?” tanya Sivia. “Gak usah gapapa,” Shilla
pun berlari menuju kamar mandi sendirian.
Dari arah belakang, seorang cowok mengikuti Shilla. Tanpa ada rasa
takut Shilla terus berjalan kearah kamar mandi. Cowok itu terus mendekati
Shilla dan,
“huupphhhh,” di dekapnya hidung dan mulut Shilla
sampai tak sadar diri, dengan sapu tangan yang sudah diberi alkohol. Kemudian
di bawanya gadis cantik itu ke kamar mandi. Entah mengapa hati cowok itu
mengelak saat ia ingin mengunci Shilla di kamar mandi. Merasa tak tega, ia pun
membatalkan niatnya untuk mengunci pintu kamar mandi itu, lalu langsung berlari
pergi meninggalkan Shilla sendiri.
***
“Gimana Yo? beres?” tanya Angel pada cowok di depannya.
Rio mengacungkan jempolnya, “Beres,” katanya
terengah-engah.
“Bagus. Sekarang tinggal kita liat gimana reaksi
teman-temannya Shilla yang kebingungan mencari Shilla. hahaha,” tawa Angel
ditambah teman se-geng-nya itu.
Saat itu, sang MC tengah membuka acara. Anggota
Fllanifers pun mulai panik.
“Shilla kok lama banget sih ke kamar mandinya?
Haduh. Acaranya udah dimulai lagi,” tanya Ify panik sembari menopang dagu.
“Mungkin Shilla dandan dulu kali Fy, makanya
lama,” jawab Agni, sembari melepas jaket biru tua nya dan membenahi kaos hitam
yang ia kenakan.
“Tapi perasaan gue dari tadi gak enak Ag,
kita susul aja yuk si Shilla.” yang lain hanya mengangguk nurut. Mereka ber-4
pun berjalan beriringan menuju kamar mandi.
***
Sesampainya..
“Shillaaaaaaa….” teriak Sivia sembari memeluk
Shilla yang masih tak sadarkan diri.
“Shill, bangun Shill,” Dea mengangis karena tak
tega melihat sahabatnya.
Tangan Shilla bergerak, matanya pun mulai
terbuka. “Gue dimana?” tanyanya bingung. “Lo pingsan dikamar mandi Shil,” jawab
Ify sembari mengelus rambut Shilla.
“Hah? Terus acara nya gimana, udah
dimulai?” tanya Shilla kaget.
“Acaranya baru dimulai kok Shill, yaudah yuk kita
kesana lagi,” ujar Sivia sambil menunjuk kearah panggung. Shilla pun berdiri
dibantu dengan teman-temannya. kemudian berjalan beriringan.
“Oke, saatnya kami sambut penampilan dance dari
anak kelas XI Ipa-1. beri tepuk tangan,” ucap sang MC. Shilla dan kawan-kawannya
mulai menari diatas panggung dengan kompaknya.
Angel yang terlihat kebingungan karena bingung
melihat Shilla yang sudah bersama teman-temannya diatas panggung. “Ah shit!
kenapa dia bisa ada disitu?Kan kunci kamar mandinya ada di gue?” tanya Angel
pada teman se-geng-nya. Dan teman-temannya pun hanya bisa menggelengkan kepala.
“Itu semua karena Gua.” ucap Rio dari arah
belakang.
“So?Lo?!” Angel semakin bingung.
“Iya. Gua sengaja gak kunci pintu kamar mandinya
supaya teman-temannya Shilla bisa nolongin dia. ” jawab Rio dengan santai.
“Lo penghianat Yo! Gue benci sama lo! Mulai
sekarang lo bukan temen kita lagi. Cabut.” kata Angel yang terlihat marah.
“Eh ntar dulu. Yang penghianat itu bukannya elo
sendiri ya? Bukannya elo yang bikin gua jadi benci sama mereka? Haha. Awalnya
gua kira kalian itu baik. Ternyata salah. Gua sekarang udah tau gimana buruknya
Lo. Kalo LO mau menjudge orang ngaca dulu dong. Dirilo udah bener apa belom.
Jangan maen seenaknya aja ngomongin yang jelek jelek tentang mereka, padahalkan
lo sendiri gak tau aslinya mereka kayak gimana.” Ujar Rio panjang lebar dengan
kesal.
“EH yang gue omongin itu fakta. Mereka emang
caper, sok eksis, sok gawl, padahal salah gawl. haha.” ucap Angel sinis.
“Ehhhhhh!! ada apaan nih ribut-ribut. Angel,
Kalo lo mau ngomongin gue, ngomongnya jangan dibelakang dong. Pengecut banget
sih jadi orang.” Shilla dan teman-temannya mendatangi Rio dan angel yang sedang
ribut.
“Apaan sih lo ikut campur aja!” Ucap Angel
sewot.
“Gue gak terima sama omonganlo yang tadi, Ngel!”
jawab Shilla juga sewot.
“Kenapa?Lo gak suka? Ngerasa kesindir ya sama
omongan gua?Haha.”
“Eh udah dong jangan berantem kayak gini. Gak
enak kali ini lagi disekolah, kalo sampe ketauan guru bisa dimarahin kalian.”
kata Ify mencoba melerai.
“Udah maafan!” lanjut Ify.
Dengan sedikit terpaksa Shilla dan Angel saling
berjabat tangan. Teman-teman nya melihat dengan tersenyum senang.
“Maafin gue Shil, gue emang salah. Lo mau kan
maafin gue?” tanya Angel berterus terang.
Shilla tersenyum kecut, “Iya gue maafin kok.”
Akhirnya mereka bersahabat. Semakin hari mereka pun semakin akrab,
malah sekarang mereka menjadi best friend. Selang seminggu setelah kejadian
ribut itu, Rio mencoba mengungkapkan isi hatinya kepada Shilla. Dan akhirnya
mereka jadian.
Dengan keberadaan Angel yang sekarang sudah
berubah, mungkin teman-temannya Angel menjadi lebih akrab dengan teman temannya
Shilla.
Awalnya kita itu musuh
Tapi sekarang kalian gak bikin jenuh
Awalnya kita gak tau satu sama lain
Dan kalian itu nyebelin
Tapi sekarang kalian ngangenin
Awalnya kita saling gak suka.
Tapi sekarang suka bercanda
Musuh itu adalah sahabat yang tertunda
Musuh itu sebenarnya ingin seperti kita, tapi
mereka tidak bisa
Tapi pada akhirnya, kita semua bergembira.
Karena kita sangat bahagia jika bersamaJJJ
keren deh cerpen nya
BalasHapusterus berkarya yah heee :)
jangan lupa join in my blog
http://yohanesdesign.blogspot.com/
makasi ka hehe iya lagi iseng iseng aja bikin kek gini:D sbenernya masi banyak cerpen cuma belom tuntas mkanya belom di post haha :)
BalasHapusmakasi ka udah sempetin baca:D
Cerpen yang Panjang -_-..
BalasHapuskunjungi nih,, blog karya anak mm..
http://smeksastudio.blogspot.com
ini juga buatan gw sama sultan..
http://palingbeda.blogspot.com
dan ini juga..
http://ihvanpradana.blogspot.com