Kamis, 14 Maret 2013

Mudah Saja (Cerpen)


     Cerpen ini menceritakan tentang seorang pemuda yang tangguh, bertanggung jawab dan penyayang. Ia memiliki seorang adik yang memiliki penyakit yang cukup parah. Awalnya mereka hidup mewah dan orang tua nya tipe orang yang pekerja keras. Tetapi malangnya ayahnya difitnah dan akhirnya dipenjara. Sementara ibunya sudah meninggal dunia. Waktupun terus bergulir dan ia pun memiliki kekasih yang sangat baik padanya. Kalo ingin tau cerita selanjutnya, baca di read ampe final hehe.. happy reading! .........

     Siang itu cuaca sangat cerah, matahari pun memancarkan cahaya dengan teriknya.
meskipun cuaca nya sangat terik, seorang anak remaja lelaki bertubuh jangkung dan seorang gadis kecil berambut panjang yang dikucir kuda, terlihat masih saja mengamen dijalanan persis dekat dengan lampu lalu lintas yang sedang menyala merah.

“Permisi..” ucap anak lelaki muda itu kemudian memainkan gitar hitam yang kini sedang dipegangnya, dan gadis kecil yang berada disamping nya itu hanya menepuk-nepuk telapak tangannya.

Hidup ini..hidup yang penuh bahagia..
Tetap semangat dan jangan putus asa..
Hidup ini hidup yang sangat berarti..
Terus berjuang tuk menggapai impian..

Mereka bernyanyi bersama di depan mobil jazz berwarna hitam yang mengkilap. Seorang bapak berusia separuh baya memberikan selembar uang lima ribuan dari dalam mobil, pada kedua anak yang sedang bernyanyi.

“Makasih pak..” ucap kedua nya, bapak itu tersenyum. Kemudian mereka pun langsung pergi.

“Kak Rio, aku capek nih! Kita istirahat dulu yuk kak!” ujar gadis kecil yang berambut panjang itu, pada anak lelaki yang bertubuh jangkung, yang bernama Rio.
Rio menganggukkan kepalanya, disertai dengan senyuman manis kearah gadis kecil disebelahnya.

“Nih Cha, minum dulu! Pasti kamu haus banget!” Rio memberikan sebotol air mineral pada gadis kecil disebelahnya. Gadis kecil itu tersenyum dan langsung menerima botol air mineral, “Makasih kak Rio..”

Yupps, dua orang anak itu bernama Rio dan Acha. Mereka sangat menyayangi antar satu sama lain. Sayang hanya sekedar kakak pada adik nya dan sayang adik pada kakak nya.

Mario Stevano, atau Rio, adalah seorang lelaki remaja yang tangguh. Ia rela berpanas-panasan mengamen dijalanan untuk menafkahkan seorang adik yang ia sangat sayangi.
Raissa Safanah, yang lebih akrab disapa Acha itu, adalah gadis kecil yang kuat. Meskipun ia menderita penyakit kanker otak sama seperti ibunya, tapi ia masih punya semangat hidup yang cukup tinggi. Ia tak peduli dengan penyakitnya, yang ada dipikiran nya, hanyalah tetap semangat hidup dan tak putus asa.

Dulu, Rio dan Acha adalah anak yang berasal dari keluarga kaya. Ayahnya, seorang pengusaha di salah satu perusahaan di Jakarta. Sementara ibu nya seorang wanita karir.

Tapi itu dulu! Dan sekarang telah berbalik, ibu mereka telah meninggal sejak beberapa bulan yang lalu karna penyakit kanker otak yang dideritanya. Sementara ayah mereka, kini telah mendekap di penjara, karena ada yang menuduhnya telah mengkorupsi uang perusahaan. Padahal, itu tidak benar! Ayah mereka orang baik-baik, tak mungkin ayah mereka seperti gayus yang mengkorupsi banyak uang! (jiyah~ :D)

Sekarang tak ada lagi harta yang tersisa! Rumah mewah pun kini telah di sita!
Rio dan Acha hanya bisa meratapi nasib, hidup di suatu kontrakan kecil hanya berdua-duaan. Rio sebagai kakak, harus bisa membiayai makan dan kebutuhan sehari-hari, biasanya sepulang sekolah Rio langsung mengamen dijalanan hingga sore. Ya lumayan, dari pada nganggur di kontarakkan yang tak menghasilkan? Iya kan? Ya memang mengamen itu penghasilan nya tidak seberapa, tapi ya cukuplah untuk biaya makan seharian.

Kini Rio duduk di Sekolah Menengah Atas atau di sebut SMA kelas XII. Sedangkan Acha sekarang masih SMP kelas VII .
Tak terlalu dipikirkan jika urusan sekolah. Sekolah mereka masih tetap di SMA & SMP Risepuccino International School. Sekolahnya memang sangat bagus dan besar, masuk SMP dan SMA disitu tak gampang, harus menggunakan tes dan biaya yang cukup besar.
Untungnya, Rio dan Acha tergolong anak yang cerdas, pintar, dan rajin. Mereka pun mendapatkan beasiswa disekolahnya hingga lulus, jika prestasi mereka tak turun.

“Kak udah sore nih. Kita pulang aja ya! Acha capek! Acha pusing!” keluh Acha sambil mengelap keringat yang ada di kening nya dengan sapu tangan yang ia bawa.

“Iya deh, kita pulang. Kak Rio juga udah capek. Oh ya, Acha mau makan apa?” jawab Rio dan kembali bertanya.

“Eum.. Nasi gorengnya bu Sumi aja deh!” kata Acha mantap sambil berjalan disebelah Rio. “Iya deh..”

Setelah sampai kontakan, mereka pun langsung menyantap nasi goreng  yang dibeli tadi. Mereka memakan nya dengan lahap hingga tak tersisa.

“Aduh, kekenyangan!” ucap Acha dengan polosnya. Rio hanya tersenyum kecil sembari mengusap-usap rambut panjang Acha yang digerai.

***

Pagi telah datang, kini tibalah kembali menjalani tugas menjadi seorang pelajar. Rio dan Acha kini tengah bersiap hendak pergi ke sekolah.

“Udah yuk Cha, kita berangkat, nanti terlambat lagi..” kata Rio lembut. Acha hanya menganggukan kepalanya.

Sesampai disekolah, hampir saja gerbang sekolah ditutup. Tapi, syukurlah pak Jaya sang satpam sekolah memperbolehkan Rio dan Acha masuk kedalam sekolah.

“Kak Rio, Acha ke kelas ya, nanti pulang sekolah aku tunggu di taman dekat sekolah seperti biasa. Dadaah kak Rio.” pamit Acha, seraya mencium tangan kanan Rio.

“Belajar yang benar ya Cha..” pesan Rio. Acha hanya mengangguk disertai senyum manis nya sambil berlari-lari kecil menuju kelas nya.

Rio pun kembali melanjutkan jalan nya menuju kelas XII IPA 1 . Saat sampai lorong dekat kelas, tiba-tiba..

BRAAKK..!

“Aduh sorri..” ucap Rio pelan pada seorang gadis berambut panjang, berdagu agak lancip itu. Eumm..cantik juga.. Rio pun membantu nya untuk berdiri, karna tadi tak sengaja Rio menabraknya.

“Eh iya, gapapa ko..” jawab nya sambil tersenyum. Rio hanya membalas senyumannya lalu langsung beranjak pergi menuju kelas.

Setelah sampai kelas, Rio langsung duduk di bangku favoritnya yang berada di barisan ke tiga dekat jendela.Tak lama pak Duta sang guru ipa sekaligus wali kelas Rio datang .

Semua siswa-siswi kelas XII IPA 1 (kelas Rio), belajar dengan tertib, ketika pelajaran Pak Duta masih berlangsung, Rio terpikir pada sosok gadis tadi yang ditabraknya tadi.

‘Kaya nya gw pernah ketemu sama cewek itu? Tapi dimana ya? Eum,,’ gumam Rio sambil menopang dagu.

Ting..toongg..tiingg..toongg..

Bel istirahat telah berbunyi. Segera Rio membangkitkan diri dari tempat duduk nya menuju kantin.
Sesampainya dikantin, Rio celingukan mencari tempat duduk yang kosong sambil membawa nampan kecil yang berisi sepiring syomai dan satu teh botol .

“Hey.. sini..” panggil seorang cewek kearah Rio. Rio menoleh, dan ternyata yang memanggil Rio itu adalah cewek yang ditabrak Rio itu. Rio pun segera berjalan menuju tempat cewek tersebut.

“Duduk sini aja.” katanya sambil menunjuk kursi di hadapannya yang kosong, Rio hanya mengangguk seraya tersenyum.

“Eh iya, nama lo siapa? Kenalin gw Ify .” tanya cewek itu sekaligus memperkenalkan dirinya seraya menyodorkan tangan kanan nya pada Rio.

“Gw Rio.” ucap Rio singkat dan menjabat tangan cewek berambut panjang, berdagu agak lancip yang bernama Ify itu.

Hening.. Tidak ada kata-kata lagi yang meluncur dari mulut mereka, smpai bel masuk kembali terdengar.

***

Setelah bel pulang berbunyi, Rio segera berjalan menuju taman dekat sekolah.
Saat sampai gerbang taman, bunga-bunga dan pepohonan disekitarnya berayun-ayun seakan menyambut kedatangan Rio . Rio pun terus berjalan kearah seorang gadis kecil yang tengah duduk sendiri di bangku taman dekat pohon besar.

“Sudah lama menunggu ya Cha?” Tanya rio setelah sampai dekat gadis kecil itu. gadis kecil itu menggeleng. “Pulang yuk kak!” Ajak nya seraya menarik tangan kanan Rio secara halus. Rio hanya tersenyum menanggapi adik kesayangan nya itu.

***

Sesampai dikontrakkan, Rio dan Acha langsung mengganti baju seragamnya, ya tentu berganti baju nya tak bersamaan, tapi bergantian. Setelah selesai berganti baju, Rio pun membawa gitar kesayangan nya keluar rumah.

“Kak Rio, Acha ikut kakak ngamen lagi ya !” Acha, menghampiri Rio yang sudah beranjak keluar kontrakan.

“Acha, cuaca siang ini lagi panas banget, nanti kamu pusing lagi kalo ikut kakak ngamen. Udah Acha istirahat aja disini, biar kakak yang cari uang untuk beli makanan!” jawab Rio sambil mengusap rambut Acha.

“Tapi Acha lebih nyaman ikut kak Rio, daripada harus ditinggal disini sendirian. Nanti kalo Acha diculik gimana?”

“Eum, ya udah deh kamu boleh ikut. Nih kamu pake topi kakak aja, supaya gak pusing dan gak kepanasan.” Rio memakaikan topi berwarna hitam-kuning nya pada adik kesayangannya itu. Acha pun tersenyum manis kearah Rio.

Berjam-jam mereka mengamen. Saat ini mungkin Rio dan Acha sudah mulai kelaparan, mereka pun bertekad untuk mendatangi sebuah rumah makan yang cukup mewah yang bernuansa alami yang tak jauh tempat biasa mengamen. Tentu mereka kesana tak untuk mengamen, melainkan untuk membeli makanan. Ya sekali-kali lah membeli makanan yang enak dan mahal tentunya. Mereka berjalan menuju rumah makan itu dan sampailah. Acha mengeja sebuah tulisan yang terpampang didepan rumah makan itu ‘Rumah Makan RIFY’ . “Eum.. bagus juga namanya.” gumam Acha.

“Eh, kamu, kamu, ngapain masuk ke rumah makan ini? Pasti mau ngamen ya?” Seorang pelayanl elaki menuduh sambil menunjuk kearah Rio dan Acha.“Kalau mau ngamen, jangan disini deh. Mending kalian pergi aja dari sini!” lanjut nya.

“Eh mas, kami kesini mau beli makan tau, bukan mau ngamen. Mas kira kita gak mampu apa beli makanan disini?” Acha menyolot.

“Udah Acha.. Kita pergi aja dari sini!” ucap Rio pelan maksudnya menenangkan Acha, dan langsung menarik Acha keluar rumah makan yang mewah itu.

“Eh dek, dek tunggu, kalian mau makan disini kan? yaudah silahkan masuk.. saya minta maaf!” kata si pelayan itu sambil melambaikan tangan nya pada Rio dan Acha yang sedang berjalan tak jauh.

“Ga jadi! Udah gak nafsu makan!” Ucap Acha sinis sambil menoleh kearah si pelayan.
“Udah-udah Cha,” Rio berusaha menenangkan . “Huh” Acha mendengus.

Sang pelayan terlihat sepertinya menyesal, ia menunduk lemas, tiba-tiba seorang gadis berambut panjang dan berdagu agak lancip menghampiri sang pelayan. “Kenapa sih mas? kok ribut-ribut gitu!” Tanya  nya. Sang pelayan menjelaskan semua apa yang tadi telah dilakukan nya pada Rio dan Acha. “Lain kali jangan begitu lagi, ya!” Pelayan itu hanya menganggukan kepalanya.

“Hey tunggu….” Gadis itu berlari menuju Rio dan Acha yang tengah berjalan bersampingan. Rio dan Acha pun menoleh.

“Ify ?” batin Rio. “Rio ?” gumam Ify.

“Eh ternyata lo Yo, gw nyusul lo untuk minta maaf, tadi pelayan gw main usir-usir lo seenaknya aja.. Tolong dimaafin ya!” ujar Ify, terengah-engah.

‘Pelayan gw? Berarti, restoran itu milik keluarga ify.!’ batin Rio.

“Oh, iya gak papa.” jawab Rio santai. Acha menarik baju Rio, cukup keras, sepertinya ia tak terima, dan seakan bicara ‘Kak Rio, kenapa dimaafin seenaknya gitu?’

“Eh Yo, ini siapa?” tanya gadis yang bernama Ify itu, seraya menunjuk kearah samping Rio.

“Oh ini, kenalin ini Acha, adik gw!” Rio memperkenalkan Acha pada Ify. Acha dan Ify pun saling berjabat tangan.

“Eum, cantik juga, hihi. Eh iya Yo, Cha, sebagai penebus kesalahan pelayan gw terhadap kalian, kita makan di rumah makan gw aja, gratis ko, tanpa bayar sekalipun, kalian mau kan?”

Acha dan Rio tersenyum, kebetulan sekali karna cacing-cacing yang ada diperut Rio dan Acha sudah berdemo, akhirnya mereka menganggukan kepala secara bersamaan. (Kompak sekali mereka ^^) #lebay.wek ;P#

Mereka bertiga berjalan kearah rumah makan yang bernuansa alami itu . Setelah sampai, mereka pun memesan makanan, Ify hanya memesan kentang goreng dan jus strawberry karena tadi Ify sudah makan, sementara Rio dan Acha tak tanggung-tanggung memesan makanan cukup banyak. Yha kapan lagi bisa makan seenak ini, tanpa harus bayar? Iya gak?.

“Yo, abis dari mana? Kok bawa gitar segala?” tanya Ify sambil mengaduk-aduk jus strawberry nya.

“Gw sama Acha, abis ngamen, dijalanan” jawab Rio dengan santainya, dilanjutkan menyuapkan sesendok nasi, dan menguyup sop ayam yang ada dihadapannya.

“Loh ngamen? Untuk apa? Orang tua kalian kemana?” Tanya Ify heran. Rio menjelaskan semua nya pada Ify.

“Berarti, kalian tinggal dikontrakkan cuma berdua-dua an? Ya ampun Io, yang sabar ya..” ucap Ify prihatin. Rio hanya mengangguk kan kepala, disertai senyuman.

“Mau nambah lagi gak makanan nya?” tanya Ify lagi, karna melihat makanan Rio dan Acha sudah habis tak tersisa.

“Nggak deh, makasih Fy, ini udah cukup..” kata Rio, dilanjutkan meminum jus jeruk. “Iya kak Ify, makasih ya..” lanjut Acha, Ify hanya tersenyum.

Berhubungan cuaca sore itu sudah mulai gelap, Rio dan Acha pun segera pamit pulang pada Ify .

“Sekali lagi thanks ya Fy, gw dan Acha pamit pulang dulu.” Rio dan Acha segera beranjak pulang kerumah, eh maksudnya pulang ke kontrakan. Ify hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

“Dahh ka Ify..” Pamit acha seraya melambaikan tangan kearah Ify. “Daah..” Ify pun membalas.

“Ih lo sok akrab deh Cha.” kata Rio sembari merangkul Acha, sambil berjalan.

“Biarin aja yey. Eeum, kak Rio, kak Ify tuh cantik ya, selain cantik dia juga baik, gak kaya pelayan nya tuh. Huh, baru pelayan aja sombong nya minta ampun. Gimana kalau tuh pelayan jadi bos ya? dikorup terus kali uang perusahaan nya!” Jelas Acha.

“Bawel lo Cha.” Ejek rio disertai senyum ejek nya. “Heeuhh..kak Rio!” dengus acha kesal.

***

Hari demi hari telah berganti, Minggu demi minggu pun sudah terlewati. Malam minggu ini adalah malam yang sangat spesial bagi Rio dan Ify karena telah resmi menjadi sepasang kekasih beberapa menit yang lalu. Disebuah taman kecil yang indah, Rio menyatakan perasaan nya melalui sebuah lagu yang di lantunkannya seraya memetik senar gitar nya. Ify sangat tertarik dengan cara Rio menembak hatinya itu. Tak segan Ify menerima cinta Rio.

“Fy, gw sayang lo! Gw cinta lo! I love you Ify..” Rio menatap kekasih baru nya yang berada tepat disamping kanannya itu. “Sama gw juga cinta dan sayang sama lo Yo. I heart you Rio.. I love you to..” Ify tersenyum malu sambil menatap bintang-bintang yang seakan menari-nari dengan riangnya seolah merasakan kesenangan seperti yang dirasakan oleh Ify dan Rio.

“Hem, hem, ciellahh yang baru jadian. cihuyy,,” Seorang gadis kecil  tiba-tiba berteriak cukup keras dari arah belakang Rio dan Ify sambil memeletkan lidahnya.

“Acha! jadi lo ngintilin gw dari tadi? Ya ampun! Bandel amet si lo! Disuruh dirumah aja juga!”Kata Rio ketus. “Hehe..” cengir Acha sambil menghampiri Rio dan Ify. Ify  pun ikut tertawa kecil.

“Emmh, sebagai PJ nya Acha mau jalan-jalan keliling taman ditemenin sama kak Ify! Eiits tapi-tapi, kak Rio kalo mau ikut, jalannya gak boleh disebelah kak Ify,tapi harus dibelakang, jagain kita berdua! Hehe.. ” Acha memainkan alis kanan nya keatas dan kebawah.

Ify kembali tertawa kecil,  sementara Rio mendengus. Rio, Acha, dan Ify pun mengelilingi taman hingga puas, dalam perjalanan mereka bercanda, tertawa ria, hingga mengobrol banyak.

“Kak Ify Kak Rio, Acha punya tebakkan lagi nih, kalau tebakan yang terakhir ini bisa dijawab, boleh deh kalian jalan berdua sepuasnya ! Acha gak akan ganggu,” Kata Acha pada Rio dan Ify.

“Halah, tebakan Acha amah pasti gampang, Kak Rio pasti bisa jawab. emang apa sih tebakannya?” Ucap Rio dengan Pede nya.

“Eumm, angka berapa yang bisa dimakan? Hayoo..hayoo..”

“Angka delapan !” Ujar Ify. “Salaahh !!” jawab Acha cepat.
“Eum, angka nol! benerkan!nol itu kan bulat, kaya anggur, pasti bisa dimakan!” jawab Rio. Acha menggeleng tanda ‘salah’.

“Pada nyerah gak  nih?” Tanya Acha. “Eum, iya deh, kak Ify nyerah!” gumam Ify.

“Kak Rio nyerah gak? Pacar nya aja udah nyerah! Udah nyerah aja !” goda Acha.
“Euumm..iya deh kak Rio nyerah!!” Ucap Rio melemas.

“Jawaban nya itu, CEMILAN cepuluh cebelas. hehee” Acha tertawa.

“Haha.. iya ya! Bener juga, cemilan! Haha.. ada-ada aja kamu Cha” Ify mengelus rambut Acha sembari tertawa. Rio pun ikut tertawa.

“Uh.. gw capek nih. bentar ya, gw mau beli minum dulu disebrang sana!” dengus Rio, sambil menunjuk kearah warung bercat hijau muda yang ada disebrang jalan. Ify dan Acha hanya menganggukan kepala.

Beberapa menit kemudian..

‘Auuw!!’ Acha pun memegang kepalanya. “Kenapa Cha?” tanya Ify heran.

”Gapapa ko ka, Acha Cuma pusing aja!” jawab Acha pelan masih memegang kepalanya.

“Aduh! Rio kemana sih?” keluh Ify panik. “Bentar ya Cha, kak Ify jemput kak Rio dulu! Acha tunggu disini bentar ya!” lanjutnya. Acha pun hanya mengangguk lirih.

Ify pun segera menyebrang jalan menuju warung yang berada disebrang, maksudnya untuk menjemput Rio. Tapi sayang nya,saat menyebrang jalan, sebuah mobil truk sedang melaju cukup kencang menabrak tubuh Ify, hingga Ify terpental cukup jauh. Dari sebrang sana, Rio menoleh. ‘Ify?’ gumamnya, Ia pun segera menghampiri Ify yang berbaring lemah di jalan.

“Ify! lo gakpapa?” tanya Rio khawatir. “Aauw, kaki gw Yo! Kaki gw!” keluh Ify.
“Kaki lo kenapa Fy?” tanya Rio semakin khawatir, “Kaki gw gak bisa digerakin! tiba-tiba kaki gw keram Yo!”

Rio langsung mengangkat tubuh Ify, “Ayo, ke rumah sakit! Oh ya, Acha mana?” tanyanya.

“Acha masih di taman Yo, tadi tiba-tiba dia pusing . Tadi nya gw pengen nyusul lo buat bawa Acha ke rumah sakit! Tapi jadinya malah kayak gini L” Jawab Ify sedih.

“Huh, yaudah kita samperin Acha dulu deh! Bisa ditahan kan Fy sakit nya?”. Ify hanya mengangguk lemas.

***

Sesampainya di taman, Rio melihat disekeliling taman mulai sepi, karna malam pun sudah mulai larut, segera Rio menghampiri Acha yang sedang berbaring di bangku taman sendiri, firasat Rio mulai tak enak! sebenarnya ada apa ini? ia pun terus melangkahkan kaki nya sembari mengangkat Ify.

“Acha!” sapa Rio. Acha tak menjawab. “Acha..” ulang nya. Acha masih tidak menjawab. Ify pun kini tengah duduk disamping Acha yang masih terbaring lemas.

“Cha, woy bangun! Ih, malah asik tidur disini lagi! Acha!” kata Rio agak jengkel.

“Acha, bangun!” ucap Ify pelan, sambil membuka helaian-helaian rambut yang menutupi wajah manis nya Acha. Acha masih saja tak menjawab.

“Yo! kaya nya Acha pingsan! Langsung bawa ke rumah sakit aja!” ujar Ify dengan nada cukup keras. “Auw! kaki gw!” lanjutnya mengeluh kesakitan. Rio pun hanya mengangguk cepat.

***

Kini Rio tengah duduk di kursi ruang tunggu rumah sakit, sedih dan takut, itulah yang saat ini Rio rasakan. Hati nya terus bertanya-tanya, ‘Acha, Ify! bagaimana keadaan mereka? smoga mereka baik-baik saja!’
Tak lama seorang dokter dengan baju seragam putih khas nya keluar dari ruang UGD, lalu menghampiri Rio.

“Dokter, gimana keadaan adik saya Acha, Ify? Apakah mereka baik-baik saja?” Tanya Rio cemas. Dokter menunduk. “Euum,maafkan saya, saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi hasil nya…”
“Hasil nya apa dok?” Rio memotong pembicaraan sangking khawatirnya.

“Ify, mengalami kelumpuhan pada bagian kaki nya, dan Acha, adikmu sudah tiada, disebabkan penyakit kanker otak yang diderita nya sudah sangat parah” ucap dokter lirih.

Mendengar apa yang ucapkan dokter itu, membuat Rio menjadi shok, ingin rasa nya Rio menangis, tapi tak mungkin, ini rumah sakit, dan dia cowok, masa ingin menangis? Kan malu!  Rio hanya tertunduk lemas. Tanpa basa-basi Rio langsung memasuki pintu UGD sambil berkata dalam hati ‘Gak mungkin! Gak mungkin! Dokter pasti bohong. Acha pasti masih hidup! dan Ify, pasti gak lumpuh! ya!’

Rio berjalan memasuki ruangan UGD Ify dan Acha. Sesampainya, Rio melihat dua sosok peri cantik bersampingan sedang terbaring lemah ditempat tidur rawat. Pertama, Rio menghampiri adik kesayangan nya, Rio membuka selimut putih tipis yang telah menutupi wajah cantik adiknya itu, Terlihat bibir serta wajah Acha sangat pucat. Rio hanya bisa terdiam, tak bisa berkata apa-apa. Hanya batin nya saja yang berbicara, “Acha, bangun, jangan pergi! jangan tinggalin kak Rio sendiri disini!!”

Setelah cukup lama Rio duduk disebelah Acha,Rio segera menuju tempat tidur rawat Ify yang tak jauh jarak nya dengan tempat tidur rawat Acha. “Ifyy..” Rio mulai membuka mulutnya untuk berbicara, seraya memegang tangan kanan Ify.

Perlahan, Ify membuka mata nya, sepertinya ia merasakan kelembutan pegangan tangan pujaan hatinya. “R I O!” Kata nya dengan sangat pelan. “Gimana keadaan Acha?” Tanya nya. Rio menunduk, mulut nya ingin sekali menceritakan keadaan Acha sekarang, tapi, sangat sulit! “A..a..Acha..” Ucap Rio terbata-bata.
“Acha kenapa?” Tanya Ify penasaran. “Acha.. udah gak ada Fy, dia udah meninggal!”
Ify tak bisa berkata-kata lagi saat mendengan ucapan Rio tadi, ia juga jadi shock! Ia pun ikut merasakan sedih.

***

Sudah sebulan Ify menginap di rumah sakit itu, tentu nya Acha pun sudah dimakamkan, Rio serta mama Ify sering kali menjenguk Ify. Mama Ify sudah mengetahui sebab Ify menjadi lumpuh. Kini Rio dan mama Ify tengah berada dikamar rawat Ify.

“Mam, Ify mau pulang! Ify bosen disini!” keluh Ify pada mama nya. “Tapikan kamu belum sembuh sayang!” ucap mama sambil menyuapkan sesendok bubur pada anak semata wayangnya.

“Iya Fy, lo kan belum sembuh, mending sementara ini lo nginep di rumah sakitdulu  aja, tenang aja Fy, gw pasti jengukin dan temenin lo tiap hari ko!” kata Rio menyambung.

“Tapi aku bosen disini! Please mam, Yo, bilangin ke dokter, tolong izinin aku pulang kerumah!”. “Iya iya, nanti mama bilang ke dokter deh!”

***

Keesokan Harinya, ternyata Ify telah mendapat izin dari dokter untuk pulang ke rumah, tapi dengan syarat, setiap dua minggu sekali ia harus chek up ke rumah sakit. Ify pun menyanggupi syaratnya.

Sekarang, Ify sudah bersiap untuk pulang, dan ia pun sudah duduk di kursi roda untuk menuju parkiran. Dan Rio, sang pacar, ikut menemani Ify sampai rumahnya.

“Assiik! Assik! Ify pulang!” ucap Ify dengan girangnya. Ia pun sudah sampai mobil yang terparkir dekat rumah sakit, ia pun sudah mengambil posisi duduk nya, Ify dan mama duduk dibelakang, sementara Rio duduk didepan sebelah pak Wowo sang supir pribadi keluarga Ify.

“Ify sayang, ada kabar gembira nih, hari ini papa pulang dari Australia lho! Katanya pengen jengukin kamu!” Mama mengelus pundak Ify, saat sedang diperjalanan. Ify hanya tersenyum tipis mendengarnya. Ify tak begitu dekat dengan papa nya, ia juga tak suka dengan sikap papa yang keras. Makanya ia tak begitu senang mendengar kabar dari mama nya tadi.

Diperjalanan, Rio menoleh ke kanan-kiri, seperti nya dulu ia sering sekali melewati jalan yang sedang di lewatinya itu. Tapi, ah mungkin hanya perasaan nya saja!Sesampainya, mobil Ify terparkir tepat disamping rumah yang super mewah itu, didepan nya terdapat bunga-bunga cantik yang terpajang rapih, pintu rumahnya yang terlihat sangat mewah, serta jendela yang terdapat di sisi kanan dan kiri pintu terlihat kacanya sangat bening dan mengkilap. “Horee! Akhirnya nyampe juga!” teriak Ify dengan senangnya.

‘What? Apa bener Ify tinggal dirumah in! gw gak mimpi kan?.’ tanya nya dalam hati.

“Fy, ini bener rumah lo?” tanya Rio pada Ify yang berada didepan nya. Ify mengangguk. “Emang kenapa Yo?”. “Gakpapa kok, Cuma nanya aja!”

‘Euum, Rumah ini,  rumah milik keluarga gw! Dulu, gw pernah tempatin rumah ini! Iya benar! Gw gak salah! Jadi rumah ini sudah jadi milik Ify? Milik keluarga pacarku? Arrggg!! Sungguh, gw kangen dengan rumah ini, karna rumah ini banyak kenangan nya, dirumah ini juga, gw sering kumpul-kumpul sama mama, papa, dan juga Acha!’ kata nya dalam hati.

“Kok melamun Yo? Ayo masuk..” suruh mama Ify pada Rio. “Eh iya tante..” Rio mengangguk dan tersenyum tipis.

Rio berjalan menuju dalam rumah mewah itu sambil mendorong kursi roda didepannya yang sedang Ify duduki. Ruang tamu dan ruang keluarga dirumah itu meyatu, bila dipandang dari pintu utama, terlihat ruangan nya sangat luas.

‘Lemari itu! Sofa itu! Masih saja sama! Tak ada satupun benda yang dirubah posisinya! Dan kamar itu? Kamar yang sekarang Ify tempati itu tadinya, kamar gw!’ batin Rio mulai berbicara kembali.

“Yo, lo kenapa sih? Heran ya sama rumah gw?” tanya Ify tiba-tiba.

“Eum, heran sedikit, hihi. Rumah lo soalnya kaya rumah sodara gw yang ada di Manado! eh iya Fy, lo tinggal dirumah ini udah lama?” Jawab Rio berbohong, lalu bertanya. “Eum, udah tiga bulanan sih.. emang kenapa gitu Yo?” tanya Ify heran. “Nggak papa ko, Cuma nanya aja..”

Diruang keluarga seorang lelaki berusia paruh baya tengah asik duduk disofa, ia masih berpakaian selayak nya seorang bos disuatu perusahaan dengan jas hitam nya, baju kemeja warna biru tua, serta dasi yang bergantung di lehernya. Semua nya masih lengkap, seperti nya ia memang baru saja pulang kerja?

‘Hah, itukan sahabat nya papa? Om itu yang udah bikin papa masuk penjara! Dia juga udah merebut harta papa! salah satu nya, ya rumah mewah ini!’ Pikir Rio.

“Wah papa udah ada di sini? Cepet banget pa datang nya..” Mama Ify langsung menghampiri papa. Papa tersenyum tipis, “Iya ma, tadi papa pulang pake pesawat pribadi, jadi cepat.” Ucap papa tegas.

“Wah ini benarkah anakku, Ify? sekarang anakku sudah bertambah dewasa ya!” Lanjut si papa seraya mengelus rambut panjang Ify.

‘Jad..jad,,jadi.. Om itu papa nya Ify? Gak mungkin!’ Rio berkata dalam hati, dan ia sangat tidak percaya.

“Iyalah, sudah tambah dewasa, buktinya, Ify sudah punya kekasih yang selalu menemaninya.” Ucap mama meledek. “Ih si mama, apaan sii!” Elak Ify, wajah nya kini rada memerah karna malu.

“Memang nya siapa pacar Ify, ma?” Tanya papa. “Tuh, yang ada di belakang Ify!” Mama menunjuk kearah Rio. Rio segera menghampiri papa, dan mencium tangan papa, tapi sepertinya papa tak suka dengan Rio.

‘Loh! Rio?Anak nya Zeth Haling, mantan sahabat ku yang telah ku usir dari rumah ini! Wah gawat kalo dia ada disini! Bisa-bisa dia nuntut dan bisa menjebloskan saya kedalam penjara!!’ Ucap papa dalam hati.

“Masa memilih pacar yang, kurus dekil begini? Yang benar saja kamu Fy?” Sindir papa, “Papa.” Mama berusaha menenangkan papa. Ify menunduk lemah, hati nya berasa sakit, kekasih yang sangat ia cintai di hina oleh papa nya sendiri.

“Papa! Kalau ngomong tuh dijaga dong! jangan nyindir gitu!” Ujar Ify sinis.

“Kamu ini ya Fy, masih saja berani melawan papa! Pokoknya papa gak restuin hubungan kalian. Anak ini udah buat kamu jadi lumpuh kaya gini kan? Dasar anak gak tau malu!” Papa mendorong Rio

 “Papa salah paham, bukan Rio yang buat Ify jadi lumpuh kaya gini! Udah deh papa gak usah ngelarang-larang hubungan aku sama Rio! Rio itu anak baik-baik!” Ucap Ify dengan nada cukup tinggi.

“Pak Dodo, tolong bawa dia keluar dari rumah ini!!” suruh papa pada satpam nya, sambil menunjuk kearah Rio.

Pak Dodo sang satpam, hanya bisa menuruti perintah sang majikan. Ia pun membawa Rio ke luar rumah yang mewah itu.

“Rio! Jangan pergi! Rio.. Maafin bokap gw Yo! Rio…” teriak Ify agak histeris.

“Mah, bawa Ify kedalam kamar nya, cepat!” suruh papa, mama hanya bisa mengangguk.

***

Setelah kejadian dirumah Ify itu, Rio sering sekali melamun, seperti malam ini, ia duduk di bangku teras kontrakan, seraya menatap bintang-bintang diatas langit yang berkelap-kelip.

“Ternyata, Ify adalah anak dari sahabat papa! gak nyangka banget!” kata nya pelan.

“Huh, sepi gak ada Acha! Gak ada lagi yang bisa menghibur gw kalo lagi sepi gini! Seandainya, Acha masih hidup! Gw pasti gak kesepian kaya gini!” Rio mendengus sedih. Ia terpikir oleh adik kesayangan nya itu. Ia pun kembali melamun, sembari menatap sebuah bintang yang berbeda dengan yang lain, bintang itu bersinar lebih terang dari bintang lain nya. Rio melihat, seakan bintang itu ialah Acha.

Tin..tin..tin.

Tiba-tiba suara klakson mobil terdengar, dan mobil Honda jazz berwarna hitam berhenti tepat didepan kontrakan Rio.
Dari balik pintu mobil, keluar seorang gadis cantik berambut panjang, memakai switer berwarna hijau tosca, bermotif kupu-kupu, ia juga memakai kursi roda yang membantu jalannya, gadis itu pun menghampiri Rio ditemani dengan Bi Jumi, pembantu nya.

“Rio..” kata nya dengan halus. Rio menatap gadis itu sinis, “Ngapain lo dateng kesini? belum cukup bikin gw MENDERITA kaya gini? kehilangan semua nya!”

“Maksud lo apa Yo? gw gak ngerti!” kata gadis itu bingung.

“Fy, asal lo tau aja! Dulu, bokap gw sama bokap lo itu sahabat dekat, bokap gw udah percaya banget sama bokap lo! tapi bokap lo malah jahat sama bokap gw! bokap lo udah REBUT KEBAHAGIAAN gw dan keluarga gw! sekarang gw udah gak punya siapa-siapa lagi! Ibu dan adik kesayangan gw udah meninggal, bokap gw masuk penjara karna bokap lo yang udah asal nuduh macem-macem sama bokap gw! bokap lo juga udah ngambil semua harta punya keluarga gw, sampe keluarga gw jadi jatuh miskin! Rumah mewah yang sekarang lo tempatin itu sebenernya punya keluarga gw Fy! Punya keluarga gw! Dan mulai sekarang tolong lupain gw! lo jangan pernah temuin gw lagi! pergi lo dari sini! ngerti!” ucap Rio dengan ketusnya.

“Jaa..ja..jadi.. selama ini bokap gw sama bokap lo?” Ify gugup,  Rio tak menjawab, melainkan langsung masuk ke dalam kontrakkan.

“Yo, tunggu! Dengerin dulu, gw sayang banget sama lo! jadi gw mohon sama lo, maafin gw dan bokap gw, dan jangan marah sama gw! please.. ” pinta gadis itu, air mata pun kini telah berjatuhan dipipi gadis itu.

“Hika,,hiks..” gadis itu menangis tersedu. ‘Bi, pulang!’ kata nya lirih.

Setelah gadis beserta mobil nya itu menghilang dari depan kontrakan Rio, Rio pun keluar dari kontrakkan nya, ia mencoba untuk melihat Ify pulang dari jauh, lalu, ia kembali duduk diteras, termenung sendiri seraya dipangku nya gitar hitam kesayangan nya, lalu dipetik nya secara perlahan.

Jreng..jreng..jreng..

Tuhan.. Aku berjalan.. Menyusuri malam..
Setelah sakit hatiku..
Aku berdo’a.. Semoga saja..
Ini terbaik untuknya..
Kau harus bisa seperti aku.. Yang sudah biarlah sudah..

Mudah saja.. Bagimu.. Mudah saja.. Untukmu..
Coba saja.. Dirimu seperti diriku..

Setelah waktu berjalan.. Kembali datang..
Tanyakan keadaanku..
Kau tak berhak tanyakan hidupku..
Membuatku smakin terluka..

Mudah saja bagimu.. Mudah saja.. Untukmu..
Coba saja.. Lukamu seperti lukaku..

Kau tak berhak tuk tanyakan.. Keadaanku..
Kau tak berhak tanyakan.. Keadaanku..

Mudah saja bagimu.. Mudah saja.. Untukmu..
Andai saja.. Dirimu seperti diriku..
Coba saja.. Lukamu.. Seperti lukaku..

Mudah saja..

jreng..


_The End_

1 komentar: