Cerpen ini menceritakan tentang seorang pemuda yang tangguh, bertanggung jawab dan penyayang. Ia memiliki seorang adik yang memiliki penyakit yang cukup parah. Awalnya mereka hidup mewah dan orang tua nya tipe orang yang pekerja keras. Tetapi malangnya ayahnya difitnah dan akhirnya dipenjara. Sementara ibunya sudah meninggal dunia. Waktupun terus bergulir dan ia pun memiliki kekasih yang sangat baik padanya. Kalo ingin tau cerita selanjutnya, baca di read ampe final hehe.. happy reading! .........
Siang itu cuaca sangat
cerah, matahari pun memancarkan cahaya dengan teriknya.
meskipun cuaca nya
sangat terik, seorang anak remaja lelaki bertubuh jangkung dan seorang gadis
kecil berambut panjang yang dikucir kuda, terlihat masih saja mengamen
dijalanan persis dekat dengan lampu lalu lintas yang sedang menyala merah.
“Permisi..” ucap anak
lelaki muda itu kemudian memainkan gitar hitam yang kini sedang dipegangnya, dan
gadis kecil yang berada disamping nya itu hanya menepuk-nepuk telapak
tangannya.
Hidup ini..hidup yang
penuh bahagia..
Tetap semangat dan
jangan putus asa..
Hidup ini hidup yang
sangat berarti..
Terus berjuang tuk
menggapai impian..
Mereka bernyanyi bersama
di depan mobil jazz berwarna hitam yang mengkilap. Seorang bapak berusia separuh
baya memberikan selembar uang lima ribuan dari dalam mobil, pada kedua anak
yang sedang bernyanyi.
“Makasih pak..” ucap
kedua nya, bapak itu tersenyum. Kemudian mereka pun langsung pergi.
“Kak Rio, aku capek nih!
Kita istirahat dulu yuk kak!” ujar gadis kecil yang berambut panjang itu, pada
anak lelaki yang bertubuh jangkung, yang bernama Rio.
Rio menganggukkan
kepalanya, disertai dengan senyuman manis kearah gadis kecil disebelahnya.
“Nih Cha, minum dulu! Pasti
kamu haus banget!” Rio memberikan sebotol air mineral pada gadis kecil
disebelahnya. Gadis kecil itu tersenyum dan langsung menerima botol air mineral,
“Makasih kak Rio..”
Yupps, dua orang anak
itu bernama Rio dan Acha. Mereka sangat menyayangi antar satu sama lain. Sayang
hanya sekedar kakak pada adik nya dan sayang adik pada kakak nya.
Mario Stevano, atau Rio,
adalah seorang lelaki remaja yang tangguh. Ia rela berpanas-panasan mengamen
dijalanan untuk menafkahkan seorang adik yang ia sangat sayangi.
Raissa Safanah, yang
lebih akrab disapa Acha itu, adalah gadis kecil yang kuat. Meskipun ia
menderita penyakit kanker otak sama seperti ibunya, tapi ia masih punya semangat
hidup yang cukup tinggi. Ia tak peduli dengan penyakitnya, yang ada dipikiran
nya, hanyalah tetap semangat hidup dan tak putus asa.
Dulu, Rio dan Acha
adalah anak yang berasal dari keluarga kaya. Ayahnya, seorang pengusaha di salah
satu perusahaan di Jakarta. Sementara ibu nya seorang wanita karir.
Tapi itu dulu! Dan
sekarang telah berbalik, ibu mereka telah meninggal sejak beberapa bulan yang
lalu karna penyakit kanker otak yang dideritanya. Sementara ayah mereka, kini
telah mendekap di penjara, karena ada yang menuduhnya telah mengkorupsi uang
perusahaan. Padahal, itu tidak benar! Ayah mereka orang baik-baik, tak mungkin
ayah mereka seperti gayus yang mengkorupsi banyak uang! (jiyah~ :D)
Sekarang tak ada lagi
harta yang tersisa! Rumah mewah pun kini telah di sita!
Rio dan Acha hanya bisa
meratapi nasib, hidup di suatu kontrakan kecil hanya berdua-duaan. Rio sebagai
kakak, harus bisa membiayai makan dan kebutuhan sehari-hari, biasanya sepulang
sekolah Rio langsung mengamen dijalanan hingga sore. Ya lumayan, dari pada
nganggur di kontarakkan yang tak menghasilkan? Iya kan? Ya memang mengamen itu
penghasilan nya tidak seberapa, tapi ya cukuplah untuk biaya makan seharian.
Kini Rio duduk di Sekolah
Menengah Atas atau di sebut SMA kelas XII. Sedangkan Acha sekarang masih SMP
kelas VII .
Tak terlalu dipikirkan
jika urusan sekolah. Sekolah mereka masih tetap di SMA & SMP Risepuccino International
School. Sekolahnya memang sangat bagus dan besar, masuk SMP dan SMA disitu tak
gampang, harus menggunakan tes dan biaya yang cukup besar.
Untungnya, Rio dan Acha
tergolong anak yang cerdas, pintar, dan rajin. Mereka pun mendapatkan beasiswa
disekolahnya hingga lulus, jika prestasi mereka tak turun.
“Kak udah sore nih. Kita
pulang aja ya! Acha capek! Acha pusing!” keluh Acha sambil mengelap keringat
yang ada di kening nya dengan sapu tangan yang ia bawa.
“Iya deh, kita pulang. Kak
Rio juga udah capek. Oh ya, Acha mau makan apa?” jawab Rio dan kembali bertanya.
“Eum.. Nasi gorengnya bu
Sumi aja deh!” kata Acha mantap sambil berjalan disebelah Rio. “Iya deh..”
Setelah sampai kontakan,
mereka pun langsung menyantap nasi goreng yang dibeli tadi. Mereka memakan nya dengan
lahap hingga tak tersisa.
“Aduh, kekenyangan!” ucap
Acha dengan polosnya. Rio hanya tersenyum kecil sembari mengusap-usap rambut
panjang Acha yang digerai.
***
Pagi telah datang, kini
tibalah kembali menjalani tugas menjadi seorang pelajar. Rio dan Acha kini
tengah bersiap hendak pergi ke sekolah.
“Udah yuk Cha, kita
berangkat, nanti terlambat lagi..” kata Rio lembut. Acha hanya menganggukan
kepalanya.
Sesampai disekolah,
hampir saja gerbang sekolah ditutup. Tapi, syukurlah pak Jaya sang satpam
sekolah memperbolehkan Rio dan Acha masuk kedalam sekolah.
“Kak Rio, Acha ke kelas
ya, nanti pulang sekolah aku tunggu di taman dekat sekolah seperti biasa.
Dadaah kak Rio.” pamit Acha, seraya mencium tangan kanan Rio.
“Belajar yang benar ya Cha..”
pesan Rio. Acha hanya mengangguk disertai senyum manis nya sambil berlari-lari
kecil menuju kelas nya.
Rio pun kembali
melanjutkan jalan nya menuju kelas XII IPA 1 . Saat sampai lorong dekat kelas,
tiba-tiba..
BRAAKK..!
“Aduh sorri..” ucap Rio
pelan pada seorang gadis berambut panjang, berdagu agak lancip itu. Eumm..cantik
juga.. Rio pun membantu nya untuk berdiri, karna tadi tak sengaja Rio
menabraknya.
“Eh iya, gapapa ko..”
jawab nya sambil tersenyum. Rio hanya membalas senyumannya lalu langsung
beranjak pergi menuju kelas.
Setelah sampai kelas, Rio
langsung duduk di bangku favoritnya yang berada di barisan ke tiga dekat
jendela.Tak lama pak Duta sang guru ipa sekaligus wali kelas Rio datang .
Semua siswa-siswi kelas
XII IPA 1 (kelas Rio), belajar dengan tertib, ketika pelajaran Pak Duta masih
berlangsung, Rio terpikir pada sosok gadis tadi yang ditabraknya tadi.
‘Kaya nya gw pernah
ketemu sama cewek itu? Tapi dimana ya? Eum,,’ gumam Rio sambil menopang dagu.
Ting..toongg..tiingg..toongg..
Bel istirahat telah
berbunyi. Segera Rio membangkitkan diri dari tempat duduk nya menuju kantin.
Sesampainya dikantin, Rio
celingukan mencari tempat duduk yang kosong sambil membawa nampan kecil yang
berisi sepiring syomai dan satu teh botol .
“Hey.. sini..” panggil
seorang cewek kearah Rio. Rio menoleh, dan ternyata yang memanggil Rio itu adalah
cewek yang ditabrak Rio itu. Rio pun segera berjalan menuju tempat cewek
tersebut.
“Duduk sini aja.” katanya
sambil menunjuk kursi di hadapannya yang kosong, Rio hanya mengangguk seraya
tersenyum.
“Eh iya, nama lo siapa?
Kenalin gw Ify .” tanya cewek itu sekaligus memperkenalkan dirinya seraya menyodorkan
tangan kanan nya pada Rio.
“Gw Rio.” ucap Rio
singkat dan menjabat tangan cewek berambut panjang, berdagu agak lancip yang
bernama Ify itu.
Hening.. Tidak ada
kata-kata lagi yang meluncur dari mulut mereka, smpai bel masuk kembali
terdengar.
***
Setelah bel pulang
berbunyi, Rio segera berjalan menuju taman dekat sekolah.
Saat sampai gerbang
taman, bunga-bunga dan pepohonan disekitarnya berayun-ayun seakan menyambut
kedatangan Rio . Rio pun terus berjalan kearah seorang gadis kecil yang tengah
duduk sendiri di bangku taman dekat pohon besar.
“Sudah lama menunggu ya
Cha?” Tanya rio setelah sampai dekat gadis kecil itu. gadis kecil itu
menggeleng. “Pulang yuk kak!” Ajak nya seraya menarik tangan kanan Rio secara
halus. Rio hanya tersenyum menanggapi adik kesayangan nya itu.
***
Sesampai dikontrakkan, Rio
dan Acha langsung mengganti baju seragamnya, ya tentu berganti baju nya tak
bersamaan, tapi bergantian. Setelah selesai berganti baju, Rio pun membawa
gitar kesayangan nya keluar rumah.
“Kak Rio, Acha ikut
kakak ngamen lagi ya !” Acha, menghampiri Rio yang sudah beranjak keluar
kontrakan.
“Acha, cuaca siang ini
lagi panas banget, nanti kamu pusing lagi kalo ikut kakak ngamen. Udah Acha
istirahat aja disini, biar kakak yang cari uang untuk beli makanan!” jawab Rio
sambil mengusap rambut Acha.
“Tapi Acha lebih nyaman
ikut kak Rio, daripada harus ditinggal disini sendirian. Nanti kalo Acha
diculik gimana?”
“Eum, ya udah deh kamu
boleh ikut. Nih kamu pake topi kakak aja, supaya gak pusing dan gak kepanasan.”
Rio memakaikan topi berwarna hitam-kuning nya pada adik kesayangannya itu. Acha
pun tersenyum manis kearah Rio.
Berjam-jam mereka
mengamen. Saat ini mungkin Rio dan Acha sudah mulai kelaparan, mereka pun
bertekad untuk mendatangi sebuah rumah makan yang cukup mewah yang bernuansa
alami yang tak jauh tempat biasa mengamen. Tentu mereka kesana tak untuk
mengamen, melainkan untuk membeli makanan. Ya sekali-kali lah membeli makanan
yang enak dan mahal tentunya. Mereka berjalan menuju rumah makan itu dan
sampailah. Acha mengeja sebuah tulisan yang terpampang didepan rumah makan itu
‘Rumah Makan RIFY’ . “Eum.. bagus juga namanya.” gumam Acha.
“Eh, kamu, kamu, ngapain
masuk ke rumah makan ini? Pasti mau ngamen ya?” Seorang pelayanl elaki menuduh
sambil menunjuk kearah Rio dan Acha.“Kalau mau ngamen, jangan disini deh. Mending
kalian pergi aja dari sini!” lanjut nya.
“Eh mas, kami kesini mau
beli makan tau, bukan mau ngamen. Mas kira kita gak mampu apa beli makanan disini?”
Acha menyolot.
“Udah Acha.. Kita pergi
aja dari sini!” ucap Rio pelan maksudnya menenangkan Acha, dan langsung menarik
Acha keluar rumah makan yang mewah itu.
“Eh dek, dek tunggu,
kalian mau makan disini kan? yaudah silahkan masuk.. saya minta maaf!” kata si
pelayan itu sambil melambaikan tangan nya pada Rio dan Acha yang sedang
berjalan tak jauh.
“Ga jadi! Udah gak nafsu
makan!” Ucap Acha sinis sambil menoleh kearah si pelayan.
“Udah-udah Cha,” Rio
berusaha menenangkan . “Huh” Acha mendengus.
Sang pelayan terlihat
sepertinya menyesal, ia menunduk lemas, tiba-tiba seorang gadis berambut
panjang dan berdagu agak lancip menghampiri sang pelayan. “Kenapa sih mas? kok
ribut-ribut gitu!” Tanya nya. Sang pelayan
menjelaskan semua apa yang tadi telah dilakukan nya pada Rio dan Acha. “Lain
kali jangan begitu lagi, ya!” Pelayan itu hanya menganggukan kepalanya.
“Hey tunggu….” Gadis itu
berlari menuju Rio dan Acha yang tengah berjalan bersampingan. Rio dan Acha pun
menoleh.
“Ify ?” batin Rio. “Rio
?” gumam Ify.
“Eh ternyata lo Yo, gw
nyusul lo untuk minta maaf, tadi pelayan gw main usir-usir lo seenaknya aja..
Tolong dimaafin ya!” ujar Ify, terengah-engah.
‘Pelayan gw? Berarti,
restoran itu milik keluarga ify.!’ batin Rio.
“Oh, iya gak papa.”
jawab Rio santai. Acha menarik baju Rio, cukup keras, sepertinya ia tak terima,
dan seakan bicara ‘Kak Rio, kenapa dimaafin seenaknya gitu?’
“Eh Yo, ini siapa?” tanya
gadis yang bernama Ify itu, seraya menunjuk kearah samping Rio.
“Oh ini, kenalin ini
Acha, adik gw!” Rio memperkenalkan Acha pada Ify. Acha dan Ify pun saling
berjabat tangan.
“Eum, cantik juga, hihi.
Eh iya Yo, Cha, sebagai penebus kesalahan pelayan gw terhadap kalian, kita
makan di rumah makan gw aja, gratis ko, tanpa bayar sekalipun, kalian mau kan?”
Acha dan Rio tersenyum,
kebetulan sekali karna cacing-cacing yang ada diperut Rio dan Acha sudah berdemo,
akhirnya mereka menganggukan kepala secara bersamaan. (Kompak sekali mereka ^^)
#lebay.wek ;P#
Mereka bertiga berjalan
kearah rumah makan yang bernuansa alami itu . Setelah sampai, mereka pun
memesan makanan, Ify hanya memesan kentang goreng dan jus strawberry karena
tadi Ify sudah makan, sementara Rio dan Acha tak tanggung-tanggung memesan
makanan cukup banyak. Yha kapan lagi bisa makan seenak ini, tanpa harus bayar?
Iya gak?.
“Yo, abis dari mana? Kok
bawa gitar segala?” tanya Ify sambil mengaduk-aduk jus strawberry nya.
“Gw sama Acha, abis
ngamen, dijalanan” jawab Rio dengan santainya, dilanjutkan menyuapkan sesendok
nasi, dan menguyup sop ayam yang ada dihadapannya.
“Loh ngamen? Untuk apa?
Orang tua kalian kemana?” Tanya Ify heran. Rio menjelaskan semua nya pada Ify.
“Berarti, kalian tinggal
dikontrakkan cuma berdua-dua an? Ya ampun Io, yang sabar ya..” ucap Ify
prihatin. Rio hanya mengangguk kan kepala, disertai senyuman.
“Mau nambah lagi gak
makanan nya?” tanya Ify lagi, karna melihat makanan Rio dan Acha sudah habis
tak tersisa.
“Nggak deh, makasih Fy,
ini udah cukup..” kata Rio, dilanjutkan meminum jus jeruk. “Iya kak Ify,
makasih ya..” lanjut Acha, Ify hanya tersenyum.
Berhubungan cuaca sore
itu sudah mulai gelap, Rio dan Acha pun segera pamit pulang pada Ify .
“Sekali lagi thanks ya
Fy, gw dan Acha pamit pulang dulu.” Rio dan Acha segera beranjak pulang
kerumah, eh maksudnya pulang ke kontrakan. Ify hanya mengangguk dan tersenyum
tipis.
“Dahh ka Ify..” Pamit
acha seraya melambaikan tangan kearah Ify. “Daah..” Ify pun membalas.
“Ih lo sok akrab deh Cha.”
kata Rio sembari merangkul Acha, sambil berjalan.
“Biarin aja yey. Eeum,
kak Rio, kak Ify tuh cantik ya, selain cantik dia juga baik, gak kaya pelayan
nya tuh. Huh, baru pelayan aja sombong nya minta ampun. Gimana kalau tuh
pelayan jadi bos ya? dikorup terus kali uang perusahaan nya!” Jelas Acha.
“Bawel lo Cha.” Ejek rio
disertai senyum ejek nya. “Heeuhh..kak Rio!” dengus acha kesal.
***
Hari demi hari telah
berganti, Minggu demi minggu pun sudah terlewati. Malam minggu ini adalah malam
yang sangat spesial bagi Rio dan Ify karena telah resmi menjadi sepasang
kekasih beberapa menit yang lalu. Disebuah taman kecil yang indah, Rio
menyatakan perasaan nya melalui sebuah lagu yang di lantunkannya seraya memetik
senar gitar nya. Ify sangat tertarik dengan cara Rio menembak hatinya itu. Tak
segan Ify menerima cinta Rio.
“Fy, gw sayang lo! Gw cinta
lo! I love you Ify..” Rio menatap kekasih baru nya yang berada tepat disamping
kanannya itu. “Sama gw juga cinta dan sayang sama lo Yo. I heart you Rio.. I
love you to..” Ify tersenyum malu sambil menatap bintang-bintang yang seakan
menari-nari dengan riangnya seolah merasakan kesenangan seperti yang dirasakan
oleh Ify dan Rio.
“Hem, hem, ciellahh yang
baru jadian. cihuyy,,” Seorang gadis kecil tiba-tiba berteriak cukup keras dari arah
belakang Rio dan Ify sambil memeletkan lidahnya.
“Acha! jadi lo ngintilin
gw dari tadi? Ya ampun! Bandel amet si lo! Disuruh dirumah aja juga!”Kata Rio
ketus. “Hehe..” cengir Acha sambil menghampiri Rio dan Ify. Ify pun ikut tertawa kecil.
“Emmh, sebagai PJ nya Acha
mau jalan-jalan keliling taman ditemenin sama kak Ify! Eiits tapi-tapi, kak Rio
kalo mau ikut, jalannya gak boleh disebelah kak Ify,tapi harus dibelakang,
jagain kita berdua! Hehe.. ” Acha memainkan alis kanan nya keatas dan kebawah.
Ify kembali tertawa
kecil, sementara Rio mendengus. Rio,
Acha, dan Ify pun mengelilingi taman hingga puas, dalam perjalanan mereka
bercanda, tertawa ria, hingga mengobrol banyak.
“Kak Ify Kak Rio, Acha
punya tebakkan lagi nih, kalau tebakan yang terakhir ini bisa dijawab, boleh
deh kalian jalan berdua sepuasnya ! Acha gak akan ganggu,” Kata Acha pada Rio
dan Ify.
“Halah, tebakan Acha
amah pasti gampang, Kak Rio pasti bisa jawab. emang apa sih tebakannya?” Ucap Rio
dengan Pede nya.
“Eumm, angka berapa yang
bisa dimakan? Hayoo..hayoo..”
“Angka delapan !” Ujar
Ify. “Salaahh !!” jawab Acha cepat.
“Eum, angka nol! benerkan!nol
itu kan bulat, kaya anggur, pasti bisa dimakan!” jawab Rio. Acha menggeleng
tanda ‘salah’.
“Pada nyerah gak nih?” Tanya Acha. “Eum, iya deh, kak Ify
nyerah!” gumam Ify.
“Kak Rio nyerah gak? Pacar
nya aja udah nyerah! Udah nyerah aja !” goda Acha.
“Euumm..iya deh kak Rio
nyerah!!” Ucap Rio melemas.
“Jawaban nya itu,
CEMILAN cepuluh cebelas. hehee” Acha tertawa.
“Haha.. iya ya! Bener
juga, cemilan! Haha.. ada-ada aja kamu Cha” Ify mengelus rambut Acha sembari
tertawa. Rio pun ikut tertawa.
“Uh.. gw capek nih.
bentar ya, gw mau beli minum dulu disebrang sana!” dengus Rio, sambil menunjuk
kearah warung bercat hijau muda yang ada disebrang jalan. Ify dan Acha hanya
menganggukan kepala.
Beberapa menit
kemudian..
‘Auuw!!’ Acha pun
memegang kepalanya. “Kenapa Cha?” tanya Ify heran.
”Gapapa ko ka, Acha Cuma
pusing aja!” jawab Acha pelan masih memegang kepalanya.
“Aduh! Rio kemana sih?”
keluh Ify panik. “Bentar ya Cha, kak Ify jemput kak Rio dulu! Acha tunggu
disini bentar ya!” lanjutnya. Acha pun hanya mengangguk lirih.
Ify pun segera
menyebrang jalan menuju warung yang berada disebrang, maksudnya untuk menjemput
Rio. Tapi sayang nya,saat menyebrang jalan, sebuah mobil truk sedang melaju
cukup kencang menabrak tubuh Ify, hingga Ify terpental cukup jauh. Dari sebrang
sana, Rio menoleh. ‘Ify?’ gumamnya, Ia pun segera menghampiri Ify yang berbaring
lemah di jalan.
“Ify! lo gakpapa?” tanya
Rio khawatir. “Aauw, kaki gw Yo! Kaki gw!” keluh Ify.
“Kaki lo kenapa Fy?” tanya
Rio semakin khawatir, “Kaki gw gak bisa digerakin! tiba-tiba kaki gw keram Yo!”
Rio langsung mengangkat
tubuh Ify, “Ayo, ke rumah sakit! Oh ya, Acha mana?” tanyanya.
“Acha masih di taman Yo,
tadi tiba-tiba dia pusing . Tadi nya gw pengen nyusul lo buat bawa Acha ke
rumah sakit! Tapi jadinya malah kayak gini L” Jawab Ify sedih.
“Huh, yaudah kita
samperin Acha dulu deh! Bisa ditahan kan Fy sakit nya?”. Ify hanya mengangguk
lemas.
***
Sesampainya di taman,
Rio melihat disekeliling taman mulai sepi, karna malam pun sudah mulai larut,
segera Rio menghampiri Acha yang sedang berbaring di bangku taman sendiri,
firasat Rio mulai tak enak! sebenarnya ada apa ini? ia pun terus melangkahkan
kaki nya sembari mengangkat Ify.
“Acha!” sapa Rio. Acha
tak menjawab. “Acha..” ulang nya. Acha masih tidak menjawab. Ify pun kini
tengah duduk disamping Acha yang masih terbaring lemas.
“Cha, woy bangun! Ih, malah
asik tidur disini lagi! Acha!” kata Rio agak jengkel.
“Acha, bangun!” ucap Ify
pelan, sambil membuka helaian-helaian rambut yang menutupi wajah manis nya
Acha. Acha masih saja tak menjawab.
“Yo! kaya nya Acha
pingsan! Langsung bawa ke rumah sakit aja!” ujar Ify dengan nada cukup keras.
“Auw! kaki gw!” lanjutnya mengeluh kesakitan. Rio pun hanya mengangguk cepat.
***
Kini Rio tengah duduk di
kursi ruang tunggu rumah sakit, sedih dan takut, itulah yang saat ini Rio
rasakan. Hati nya terus bertanya-tanya, ‘Acha, Ify! bagaimana keadaan mereka?
smoga mereka baik-baik saja!’
Tak lama seorang dokter
dengan baju seragam putih khas nya keluar dari ruang UGD, lalu menghampiri Rio.
“Dokter, gimana keadaan
adik saya Acha, Ify? Apakah mereka baik-baik saja?” Tanya Rio cemas. Dokter
menunduk. “Euum,maafkan saya, saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi
hasil nya…”
“Hasil nya apa dok?” Rio
memotong pembicaraan sangking khawatirnya.
“Ify, mengalami
kelumpuhan pada bagian kaki nya, dan Acha, adikmu sudah tiada, disebabkan
penyakit kanker otak yang diderita nya sudah sangat parah” ucap dokter lirih.
Mendengar apa yang
ucapkan dokter itu, membuat Rio menjadi shok, ingin rasa nya Rio menangis, tapi
tak mungkin, ini rumah sakit, dan dia cowok, masa ingin menangis? Kan malu! Rio hanya tertunduk lemas. Tanpa basa-basi Rio
langsung memasuki pintu UGD sambil berkata dalam hati ‘Gak mungkin! Gak
mungkin! Dokter pasti bohong. Acha pasti masih hidup! dan Ify, pasti gak
lumpuh! ya!’
Rio berjalan memasuki
ruangan UGD Ify dan Acha. Sesampainya, Rio melihat dua sosok peri cantik
bersampingan sedang terbaring lemah ditempat tidur rawat. Pertama, Rio
menghampiri adik kesayangan nya, Rio membuka selimut putih tipis yang telah
menutupi wajah cantik adiknya itu, Terlihat bibir serta wajah Acha sangat pucat.
Rio hanya bisa terdiam, tak bisa berkata apa-apa. Hanya batin nya saja yang
berbicara, “Acha, bangun, jangan pergi! jangan tinggalin kak Rio sendiri
disini!!”
Setelah cukup lama Rio
duduk disebelah Acha,Rio segera menuju tempat tidur rawat Ify yang tak jauh
jarak nya dengan tempat tidur rawat Acha. “Ifyy..” Rio mulai membuka mulutnya
untuk berbicara, seraya memegang tangan kanan Ify.
Perlahan, Ify membuka
mata nya, sepertinya ia merasakan kelembutan pegangan tangan pujaan hatinya. “R
I O!” Kata nya dengan sangat pelan. “Gimana keadaan Acha?” Tanya nya. Rio
menunduk, mulut nya ingin sekali menceritakan keadaan Acha sekarang, tapi,
sangat sulit! “A..a..Acha..” Ucap Rio terbata-bata.
“Acha kenapa?” Tanya Ify
penasaran. “Acha.. udah gak ada Fy, dia udah meninggal!”
Ify tak bisa
berkata-kata lagi saat mendengan ucapan Rio tadi, ia juga jadi shock! Ia pun
ikut merasakan sedih.
***
Sudah sebulan Ify
menginap di rumah sakit itu, tentu nya Acha pun sudah dimakamkan, Rio serta mama
Ify sering kali menjenguk Ify. Mama Ify sudah mengetahui sebab Ify menjadi
lumpuh. Kini Rio dan mama Ify tengah berada dikamar rawat Ify.
“Mam, Ify mau pulang!
Ify bosen disini!” keluh Ify pada mama nya. “Tapikan kamu belum sembuh sayang!”
ucap mama sambil menyuapkan sesendok bubur pada anak semata wayangnya.
“Iya Fy, lo kan belum
sembuh, mending sementara ini lo nginep di rumah sakitdulu aja, tenang aja Fy, gw pasti jengukin dan
temenin lo tiap hari ko!” kata Rio menyambung.
“Tapi aku bosen disini!
Please mam, Yo, bilangin ke dokter, tolong izinin aku pulang kerumah!”. “Iya
iya, nanti mama bilang ke dokter deh!”
***
Keesokan Harinya,
ternyata Ify telah mendapat izin dari dokter untuk pulang ke rumah, tapi dengan
syarat, setiap dua minggu sekali ia harus chek up ke rumah sakit. Ify pun
menyanggupi syaratnya.
Sekarang, Ify sudah
bersiap untuk pulang, dan ia pun sudah duduk di kursi roda untuk menuju
parkiran. Dan Rio, sang pacar, ikut menemani Ify sampai rumahnya.
“Assiik! Assik! Ify
pulang!” ucap Ify dengan girangnya. Ia pun sudah sampai mobil yang terparkir
dekat rumah sakit, ia pun sudah mengambil posisi duduk nya, Ify dan mama duduk
dibelakang, sementara Rio duduk didepan sebelah pak Wowo sang supir pribadi keluarga
Ify.
“Ify sayang, ada kabar
gembira nih, hari ini papa pulang dari Australia lho! Katanya pengen jengukin
kamu!” Mama mengelus pundak Ify, saat sedang diperjalanan. Ify hanya tersenyum
tipis mendengarnya. Ify tak begitu dekat dengan papa nya, ia juga tak suka
dengan sikap papa yang keras. Makanya ia tak begitu senang mendengar kabar dari
mama nya tadi.
Diperjalanan, Rio
menoleh ke kanan-kiri, seperti nya dulu ia sering sekali melewati jalan yang
sedang di lewatinya itu. Tapi, ah mungkin hanya perasaan nya saja!Sesampainya,
mobil Ify terparkir tepat disamping rumah yang super mewah itu, didepan nya
terdapat bunga-bunga cantik yang terpajang rapih, pintu rumahnya yang terlihat
sangat mewah, serta jendela yang terdapat di sisi kanan dan kiri pintu terlihat
kacanya sangat bening dan mengkilap. “Horee! Akhirnya nyampe juga!” teriak Ify
dengan senangnya.
‘What? Apa bener Ify
tinggal dirumah in! gw gak mimpi kan?.’ tanya nya dalam hati.
“Fy, ini bener rumah
lo?” tanya Rio pada Ify yang berada didepan nya. Ify mengangguk. “Emang kenapa
Yo?”. “Gakpapa kok, Cuma nanya aja!”
‘Euum, Rumah ini, rumah milik keluarga gw! Dulu, gw pernah tempatin
rumah ini! Iya benar! Gw gak salah! Jadi rumah ini sudah jadi milik Ify? Milik
keluarga pacarku? Arrggg!! Sungguh, gw kangen dengan rumah ini, karna rumah ini
banyak kenangan nya, dirumah ini juga, gw sering kumpul-kumpul sama mama, papa,
dan juga Acha!’ kata nya dalam hati.
“Kok melamun Yo? Ayo
masuk..” suruh mama Ify pada Rio. “Eh iya tante..” Rio mengangguk dan tersenyum
tipis.
Rio berjalan menuju
dalam rumah mewah itu sambil mendorong kursi roda didepannya yang sedang Ify
duduki. Ruang tamu dan ruang keluarga dirumah itu meyatu, bila dipandang dari
pintu utama, terlihat ruangan nya sangat luas.
‘Lemari itu! Sofa itu!
Masih saja sama! Tak ada satupun benda yang dirubah posisinya! Dan kamar itu?
Kamar yang sekarang Ify tempati itu tadinya, kamar gw!’ batin Rio mulai
berbicara kembali.
“Yo, lo kenapa sih?
Heran ya sama rumah gw?” tanya Ify tiba-tiba.
“Eum, heran sedikit,
hihi. Rumah lo soalnya kaya rumah sodara gw yang ada di Manado! eh iya Fy, lo
tinggal dirumah ini udah lama?” Jawab Rio berbohong, lalu bertanya. “Eum, udah
tiga bulanan sih.. emang kenapa gitu Yo?” tanya Ify heran. “Nggak papa ko, Cuma
nanya aja..”
Diruang keluarga seorang
lelaki berusia paruh baya tengah asik duduk disofa, ia masih berpakaian selayak
nya seorang bos disuatu perusahaan dengan jas hitam nya, baju kemeja warna biru
tua, serta dasi yang bergantung di lehernya. Semua nya masih lengkap, seperti
nya ia memang baru saja pulang kerja?
‘Hah, itukan sahabat nya
papa? Om itu yang udah bikin papa masuk penjara! Dia juga udah merebut harta
papa! salah satu nya, ya rumah mewah ini!’ Pikir Rio.
“Wah papa udah ada di
sini? Cepet banget pa datang nya..” Mama Ify langsung menghampiri papa. Papa
tersenyum tipis, “Iya ma, tadi papa pulang pake pesawat pribadi, jadi cepat.”
Ucap papa tegas.
“Wah ini benarkah
anakku, Ify? sekarang anakku sudah bertambah dewasa ya!” Lanjut si papa seraya
mengelus rambut panjang Ify.
‘Jad..jad,,jadi.. Om itu
papa nya Ify? Gak mungkin!’ Rio berkata dalam hati, dan ia sangat tidak
percaya.
“Iyalah, sudah tambah
dewasa, buktinya, Ify sudah punya kekasih yang selalu menemaninya.” Ucap mama
meledek. “Ih si mama, apaan sii!” Elak Ify, wajah nya kini rada memerah karna
malu.
“Memang nya siapa pacar
Ify, ma?” Tanya papa. “Tuh, yang ada di belakang Ify!” Mama menunjuk kearah
Rio. Rio segera menghampiri papa, dan mencium tangan papa, tapi sepertinya papa
tak suka dengan Rio.
‘Loh! Rio?Anak nya Zeth
Haling, mantan sahabat ku yang telah ku usir dari rumah ini! Wah gawat kalo dia
ada disini! Bisa-bisa dia nuntut dan bisa menjebloskan saya kedalam penjara!!’
Ucap papa dalam hati.
“Masa memilih pacar yang,
kurus dekil begini? Yang benar saja kamu Fy?” Sindir papa, “Papa.” Mama
berusaha menenangkan papa. Ify menunduk lemah, hati nya berasa sakit, kekasih
yang sangat ia cintai di hina oleh papa nya sendiri.
“Papa! Kalau ngomong tuh
dijaga dong! jangan nyindir gitu!” Ujar Ify sinis.
“Kamu ini ya Fy, masih
saja berani melawan papa! Pokoknya papa gak restuin hubungan kalian. Anak ini
udah buat kamu jadi lumpuh kaya gini kan? Dasar anak gak tau malu!” Papa
mendorong Rio
“Papa salah paham, bukan Rio yang buat Ify
jadi lumpuh kaya gini! Udah deh papa gak usah ngelarang-larang hubungan aku
sama Rio! Rio itu anak baik-baik!” Ucap Ify dengan nada cukup tinggi.
“Pak Dodo, tolong bawa
dia keluar dari rumah ini!!” suruh papa pada satpam nya, sambil menunjuk kearah
Rio.
Pak Dodo sang satpam,
hanya bisa menuruti perintah sang majikan. Ia pun membawa Rio ke luar rumah
yang mewah itu.
“Rio! Jangan pergi! Rio..
Maafin bokap gw Yo! Rio…” teriak Ify agak histeris.
“Mah, bawa Ify kedalam
kamar nya, cepat!” suruh papa, mama hanya bisa mengangguk.
***
Setelah kejadian dirumah
Ify itu, Rio sering sekali melamun, seperti malam ini, ia duduk di bangku teras
kontrakan, seraya menatap bintang-bintang diatas langit yang berkelap-kelip.
“Ternyata, Ify adalah
anak dari sahabat papa! gak nyangka banget!” kata nya pelan.
“Huh, sepi gak ada Acha!
Gak ada lagi yang bisa menghibur gw kalo lagi sepi gini! Seandainya, Acha masih
hidup! Gw pasti gak kesepian kaya gini!” Rio mendengus sedih. Ia terpikir oleh
adik kesayangan nya itu. Ia pun kembali melamun, sembari menatap sebuah bintang
yang berbeda dengan yang lain, bintang itu bersinar lebih terang dari bintang
lain nya. Rio melihat, seakan bintang itu ialah Acha.
Tin..tin..tin.
Tiba-tiba suara klakson
mobil terdengar, dan mobil Honda jazz berwarna hitam berhenti tepat didepan
kontrakan Rio.
Dari balik pintu mobil,
keluar seorang gadis cantik berambut panjang, memakai switer berwarna hijau
tosca, bermotif kupu-kupu, ia juga memakai kursi roda yang membantu jalannya,
gadis itu pun menghampiri Rio ditemani dengan Bi Jumi, pembantu nya.
“Rio..” kata nya dengan
halus. Rio menatap gadis itu sinis, “Ngapain lo dateng kesini? belum cukup
bikin gw MENDERITA kaya gini? kehilangan semua nya!”
“Maksud lo apa Yo? gw
gak ngerti!” kata gadis itu bingung.
“Fy, asal lo tau aja! Dulu,
bokap gw sama bokap lo itu sahabat dekat, bokap gw udah percaya banget sama
bokap lo! tapi bokap lo malah jahat sama bokap gw! bokap lo udah REBUT
KEBAHAGIAAN gw dan keluarga gw! sekarang gw udah gak punya siapa-siapa lagi!
Ibu dan adik kesayangan gw udah meninggal, bokap gw masuk penjara karna bokap
lo yang udah asal nuduh macem-macem sama bokap gw! bokap lo juga udah ngambil
semua harta punya keluarga gw, sampe keluarga gw jadi jatuh miskin! Rumah mewah
yang sekarang lo tempatin itu sebenernya punya keluarga gw Fy! Punya keluarga
gw! Dan mulai sekarang tolong lupain gw! lo jangan pernah temuin gw lagi! pergi
lo dari sini! ngerti!” ucap Rio dengan ketusnya.
“Jaa..ja..jadi.. selama
ini bokap gw sama bokap lo?” Ify gugup, Rio tak menjawab, melainkan langsung masuk ke
dalam kontrakkan.
“Yo, tunggu! Dengerin
dulu, gw sayang banget sama lo! jadi gw mohon sama lo, maafin gw dan bokap gw,
dan jangan marah sama gw! please.. ” pinta gadis itu, air mata pun kini telah
berjatuhan dipipi gadis itu.
“Hika,,hiks..” gadis itu
menangis tersedu. ‘Bi, pulang!’ kata nya lirih.
Setelah gadis beserta
mobil nya itu menghilang dari depan kontrakan Rio, Rio pun keluar dari
kontrakkan nya, ia mencoba untuk melihat Ify pulang dari jauh, lalu, ia kembali
duduk diteras, termenung sendiri seraya dipangku nya gitar hitam kesayangan nya,
lalu dipetik nya secara perlahan.
Jreng..jreng..jreng..
Tuhan.. Aku berjalan.. Menyusuri
malam..
Setelah sakit hatiku..
Aku berdo’a.. Semoga
saja..
Ini terbaik untuknya..
Kau harus bisa seperti
aku.. Yang sudah biarlah sudah..
Mudah saja.. Bagimu.. Mudah
saja.. Untukmu..
Coba saja.. Dirimu
seperti diriku..
Setelah waktu berjalan..
Kembali datang..
Tanyakan keadaanku..
Kau tak berhak tanyakan
hidupku..
Membuatku smakin
terluka..
Mudah saja bagimu..
Mudah saja.. Untukmu..
Coba saja.. Lukamu
seperti lukaku..
Kau tak berhak tuk
tanyakan.. Keadaanku..
Kau tak berhak
tanyakan.. Keadaanku..
Mudah saja bagimu..
Mudah saja.. Untukmu..
Andai saja.. Dirimu
seperti diriku..
Coba saja.. Lukamu.. Seperti
lukaku..
Mudah saja..
jreng..
_The End_
nice :)
BalasHapus